Mohon tunggu...
Umi Setyowati
Umi Setyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Suka membaca apa saja, sesekali menulis sekedar berbagi cerita.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kereta Api Dulu, Kini dan Nanti

19 Oktober 2024   10:59 Diperbarui: 19 Oktober 2024   11:02 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar merdeka com 

Kalau datang terlambat dan antrian sudah bubar, alamat dapat tiket tanpa tempat duduk. Nah.lo..

Tapiii...masih bisa lewat pintu belakang, dengan syarat, tambah harga dong! Atau beli di calo, lebih banyak nambahnya. Dan alamat juga uang saku menyusut.

 Masalah gerbong. Astagaa.. kereta masih akan 1 atau 2 jam lagi berangkat, tapi gerbong hanya tersisa beberapa saja yang masih kosong. Stasiun pertama padahal, pastinya di stasiun berikutnya dan berikutnya lagi penumpang akan bertambah terus dan terus di setiap stasiun yang dilewati.

Toiletnya? airnya hanya tersedia di ember, kalau itu habis, iya laki-laki tetap bisa kencing lalu plencing , alias kakus tidak disiram, akibatnya..? bayangin sendiri, semerbak baunya. Saya pilih menahan sampai tiba di tujuan.

Coba tebak bagaimana rasanya, dalam kereta yang penuh sesak, panas tanpa AC, pengap tersebab aroma menguar campur aduk, 7 jam perjalanan nanti. Syukur kalau tidak ada insiden yang membuat kereta datang terlambat.

Dengan aneka ragam semua itu, lalu, apakah saya kapok naik kereta api?

Ya enggak lah! Kenapa?

Faktor ekonomis, karena murah. Tidak ada alasan lain. Kalau naik bus ongkosnya dua kali lipat, sama juga berjubel penumpangnya.

Nih lihat, keseruan mau masuk gerbong.

sumber gambar Antara com.
sumber gambar Antara com.

Jaman itu jendela KA bisa dibuka dan ada saja orang yang gak sabar masuk lewat pintu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun