'Naik mendaki turun terjun'Â
"Aku mulai dari bawah, mendaki naik, sampai berdiri konveksi ini. Lalu covid menyerang, makin hari terus susut pendapatan. Apakah kita akan turun terjun pula?"satu pertanyaan yang tak memerlukan jawaban.
Matanya sayu menerawang jauh seakan hendak menembus batas dinding. Kesehatannya terus menurun dari hari ke hari, namun menolak untuk rawat inap di Rumah Sakit.
"Aku ingin mati di rumahku sendiri."kata ibuku.
Aku berusaha menahan embun di mata agar tak luruh. Ku genggam erat tangannya yang kian rapuh.
"Kesehatan ibuk lebih penting, tidak perlu merisaukan yang lain." bisikku lirih.
"Iya...kita mati tanpa membawa harta.. " terbata-bata ucapnya. Setitik bening mengalir diantara pejam mata tuanya.
Dua hari kemudian, mata itu terpejam dalam tidur abadinya. Ketika ajal datang menjemput, kita manusia tak mungkin bisa  menunda waktunya. Aku harus ikhlas agar terangi jalannya.
Padahal aku  sedang mempersiapkan pernikahan bulan depan.
---