Kata itu masih berkelindan di kepala ku.
Tapi bukankah aku sendiri yang memberi pilihan? Dia atau aku? Kalau akulah yang dipilih.Lalu kenapa aku memikirkan bercerai? Itu namanya nggak konsekwen dong!
Tapi dia telah menipumu. Suara hati keciku.
Tidak sepenuhnya salah Hendar.Aku yang kurang teliti ,tidak bertanya dulu, sehingga keliru  mengartikan status bujang yang tercetak di KTP.
Aku lupa bahwa di Surabaya kita bisa mendapatkan apa pun yang palsu asalkan mengantongi banyak lembaran merah yang bernama uang. Dengan uang bisa membeli apa saja yang palsu, apalagi cuma KTP, STNK, bahkan cinta palsu, pun bisa dibeli di gang Dolly.
Baiklah.
Akan kulihat bagaimana cara Hendar menyelesaikan masalah kami.
--
Aku boleh merasa sedikit lega, ketika akhirnya istri dan anak-anak Hendar dipulangkan. Perceraiannya dengan perempuan itu akan diurus kalau kami pulang ke Jawa, katanya. Entah kapan.Â
Perlahan akan tiba giliran ku. Bagaimana benang kusut akan terurai.
Tentang bisnis kayu Hendar, ini yang harus ku ketahui dengan jelas. Aku belum sempat bertanya, tertunda oleh tamu yang datang tanpa diundang.