"Kangmas keterlaluaaaan! Aku benci! Benciii!" tangisnya meraung-raung.
Aku pun memeluk tubuhnya. "Percayalah, Shin, aku melakukan ini semua karena mencintaimu, amat sangat!" bisikku di telinganya. Kami pun berpelukan di bawah cahaya bulan yang mengintip malu-malu.
Â
(Tamat)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!