Mohon tunggu...
Umi NurBaity
Umi NurBaity Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serabutan

Man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mercon Buat Macron

4 November 2020   13:52 Diperbarui: 4 November 2020   14:02 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penolakan diunduh dari freepik.com 

Coba saja redaktur majalah bisa berkaca sedikit, agar bisa mengurangi penderitaan Perancis. Sudah pasti dunia tak heboh seperti ini bahkan, melakukan boikot terhadap Perancis. Benar kata pepatah "nasi sudah menjadi bubur" tak mungkin bisa dikembalikan lagi.

Dalam konteksnya saja sudah jelas bahwa Nabi Muhammad SAW tidak boleh dibuatkan ilustrasi atau sejenisnya sebagai bukti penghormatan kenabian beliau. Dalam tayangan kisah-kisah nabi pun ilustrasi Nabi Muhammad SAW hanya berbentuk kaligrafi dengan sinar yang memancar, bukan gambar manusia seutuhnya.

Apalagi di dalam Islam sudah dijelaskan adanya aturan pelarangan penggunaan gambar bernyawa karena dianggap menandingi ciptaan Allah yang Maha Menciptakan segala sesuatu. Jika melanggar maka akan mendapatkan balasan berupa siksa yang berat di akhirat kelak.  

Kebebasan yang Kebablasan

Macron menyebutkan bahwa posisinya sekarang sebagai pembela hak dan kebebasan berekspresi. Memang benar boleh saja berekspresi secara bebas akan tetapi, perlu ada batasan juga dalam mengolahnya agar tidak menyinggung perasaan orang lain apalagi jika dikaitkan dengan agama.

Lagipula agama itu tidak sepantasnya dikritik dan dihina hanya untuk membela kebebasan berekspresi. Kalau pun ingin bereskpresi tentu harus bisa mempertimbangkan baik buruknya nanti, apakah akan meresahkan atau bahkan, memecah belah umat. Inilah hal utama yang seharusnya dipikirkan sebelum bertindak agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Masih banyak cara yang lebih wajar dilakukan untuk menyuarakan kebebasan berekspresi misalnya dengan berdiskusi untuk mendapatkan solusi terbaik atas permasalahan yang dihadapi. Ingat kebebasan berekspresi itu sah yang tidak sah itu adalah saat kita kebablasan dalam kebebasan hingga melukai perasaan orang lain.

Korban Perasaan

Peristiwa yang terjadi di Paris dan Nice adalah bentuk kekejaman yang pantas dikecam. Tindakan teror yang terjadi di Perancis ini membuat jatuhnya korban jiwa. Kasus seperti ini juga pernah terjadi di Indonesia apalagi, kasus ini mengaitkan isu radikalisme dan terorisme dengan Islam.

Tak hanya memakan korban jiwa akan tetapi, juga menyayat hati seluruh umat Islam di dunia. Pasalnya tak hanya korban yang terkena imbasnya tetapi juga umat Islam yang semakin disudutkan. Rasanya tak layak jika agama dijadikan kambing hitam terhadap aksi terorisme. 

Tak mungkin jika ada agama yang mengajarkan kekerasan pada umat manusia jadi tindakan terorisme tak ada kaitannya dengan agama apa pun juga. Bisa jadi tindak terorisme ini dilakukan oleh oknum-oknum tertentu dengan dalih jihad atau alasan keagamaan lainnya. Mereka sengaja menjelekkan Islam agar para pemeluknya merasa terpojokkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun