Sebagai langkah awal untuk mengenal gamelan, kita perlu mengetahui apa saja nama-nama gamelan. Sebuah naskah kuno berjudul Buku Gending Djawi memaparkan beberapa nama gamelan secara lengkap, beserta etika atau tata krama saat menabuhnya. Menurut naskah yang berhasil dikoleksi oleh Perpustakaan Nasional pada 22 Maret 2016 itu, terdapat 25 nama seperangkat gamelan yang lengkap di antaranya yaitu Bonang, Bonang penerus, Gender, Gender penerus, Gambang, Gambang gongso, Slentem penembung, Slentem, Demung, Saron, Peking, Kendang (ada 3), Bedug, Rebab, Celempung, Celempung penerus, Suling, Kethuk, Kempyang, Kenong, Kempul ganep Gong (2 laras), Kemong, Kecer, serta Kemanak.
Setelah mengetahui nama-nama gamelan, hal kedua yang perlu kita ketahui yaitu tata krama atau etika saat memainkan gamelan. Populer dimainkan di daerah Jawa yang menjunjung tinggi unggah-ungguh atau tata krama, etika dan berbagai pantangan dalam memainkan gamelan merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan oleh penabuh gamelan. Menurut naskah Buku Gending Djawi, tata krama saat menabuh atau memainkan gamelan yaitu sebagai berikut:
- Lungguh sila (duduk dengan sikap bersila)
- Ora kena nglangkahi (tidak boleh melangkahi (gamelan))
- Jen ora nabuh diselehake sakmestine (jika tidak sedang menabuh, maka ditaruh dengan semestinya)
- Ora kena dolanan (tidak boleh bermain-main)
- Ora kena tingkah saru (tidak boleh bertindak tidak senonoh)
Selain hal-hal di atas, secara rinci naskah Buku Gending Djawi menjelaskan tentang hal-hal yang harus diketahui seorang penabuh gamelan, di antaranya yaitu:
- Tanduk (sikap): susila (sikap: bersila)
- Patraping nabuh:Â (praktik menabuh:)
- Balen kenging sora, supados saged mirengaken tabuhan sanesipun. (suaranya harus keras, supaya dapat mendengarkan tabuhan yang lainnya.)
- Kedah mateng pikiranipun. (harus matang pikirannya.)
- Sasaged apal gendingipun. (dapat hafal gendingnya.)
- Panabuh kedah ngertos lenggahing ritjikan ingkang dipun tabuh (penabuh harus mengerti kedudukan ricikan gamelan yang ditabuh)
- Pamurba irama (kendang). (pamurba irama, yaitu kendang).
- Pamangku irama (ketuk-kempjang), kenong, kempul, gong). (pemangku irama, yaitu ketuk-kempyang, kenong, kempul, dan gong).
- Pamurba lagu (rebab). (pamurba lagu, yaitu rebab)
- Pamangku lagu (slentem, demung; saron; bonang; saron penerus). (pemangku lagu, yaitu slentem, demung, saron, bonang, dan saron penerus).
- Wiled (gender, gambang, bonang, lsp.) (wiled, yaitu gender, gambang, bonang, dan sebagainya)
- Panabuh kedah ngertos dateng wateking gending ingkang dipun tabuh (penabuh harus mengerti watak dari gending yang akan ditabuh)
- Panabuh kedah ngertos punapa gending ingkang katabuh punika golongan;Â (penabuh harus mengerti mengapa gending yang ditabuh termasuk golongan;)
- Ketawangan
- Ladrangan
- Gending alit/ageng (gending kecil/besar)
Nah, itulah beberapa pengetahuan dasar mengenai gamelan dan etika saat memainkannya dalam naskah kuno Buku Gending Djawi.Â
Gamelan dan eksistensinya yang mendunia sudah sepatutnya membuka mata kita sebagai generasi muda untuk memiliki semangat dan keinginan yang kuat untuk mempelajari warisan budaya tersebut.Â
Karena, tentu akan sangat memalukan ketika orang-orang asing dapat bermain gamelan yang notabenenya merupakan kesenian asli Indonesia, sementara warga Indonesia sendiri tidak mampu melakukannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H