Saya teringat pada guru bahasa Inggris yang memeluk saya erat-erat ketika memberitahu bahwa nilai ujian SD tertinggi se-Kecamatan. Saya teringat guru olahraga yang memberikan saya kesempatan memasukkan bola padahal jatah 3x kesempatan sudah habis, supaya nilainya tidak 0 saja. Saya teringat ada seorang yang mengirimkan direct message yang menyampaikan bahwa ia telah membaca tulisan blog dan mengucapkan terima kasih karena terbantu.Â
Saya teringat kasir minimarket yang ramah senyum dalam menyapa-saya tahu senyuman pada hari itu bukan sekadar SOP semata, saya teringat pada teman yang memberikan penguatan ketika dalam keadaan tak baik, dan sebagainya. Kebaikan bentuknya tak harus besar, namun selalu berhasil membuat hari tersebut menjadi lebih baik. Sesederhana ucapan apresiasi, memuji seperti "good job/doing well" bisa menaikansuasana hati dan awet seharian.
Bentuk-bentuk kelembutan dan kebaikan hati manusia ini juga membuat percaya atau lebih percaya kembali pada hidup, dan mendapatkan penguatan dari sana. Saya juga percaya kebaikan ini dapat menular, estafet dari satu ke yang lainnya. Saya setuju juga dengan ungkapan; kebaikan yang kita berikan nantinya akan kembali pada diri kita. Terima kasih banyak banyak, untuk orang-orang yang telah memberikan kebaikan-kebaikan ini pada saya.Â
***
Dulu saya mengira bahwa volunteering ini sebatas kegiatan tanggung jawab secara sosial atau kontribusi. Saya tak tahu bahwa volunteering juga dapat menimbulkan rasa bahagia dan penuh dari dalam. Kini saya tahu jika kebaikan tanpa pamrih tersebut yang beresonansi memberikan kebahagiaan. Kebahagiaaan tersebut dalam beragam bentuk; hati yang lapang, rasa persaudaraan yang kuat, perasaan cukup, suasana positif datang dari sana, sampai menemukan makna hidup pribadi yang lebih berarti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H