Menyalahkan keadaan terutama saat terasa tak mendukung memang "menyenangkan" kok, namun sebaiknya sih jangan keterusan. Hal itu bisa membuat kita jadi melewatkan sesuatu, melihat lebih jernih ke sekitar dan bisa dimanfaatkan. Kita nggak bisa dong menggunakan cara seperti orang lain kalau sumber daya sekitarnya berbeda, kurang tepat. Gimana kalau mulai mencari cara yang cocok dan tentunya, lebih efisien?
7. Bersabar Pada ProsesÂ
Saya mau memberi tahu hal yang menakjubkan: bisa merasakan nikmatnya bersabar adalah suatu kemewahan. Iya tau kalau dunia sedang berjalan sangat cepat, rasanya jadi ingin tak kalah cepat juga.Â
Bersabar juga ternyata memerlukan sebuah keahlian, karena kita bisa dengan mudah mengucap sabar, namun seluruh tubuh berkata sebaliknya. Nanti kita akan tahu, mengapa tak semua jawaban tak harus ditemui saat itu. Nanti akan ada massanya, bertemu dengan waktu yang lebih cocok dan lebih melegakan di saat kita lebih siap.
8. Perhatikan Ulang: Pola dan Repetisi Tak Pernah Berbohong
Sebenarnya ini bisa dimasukan pada poin nomor pertama, namun rasanya kurang afdol jika tak dijadikan sorotan poin seperti ini. Soalnya, poin ini akan lebih terasa dan lebih tercerahkan jika sedang dalam proses serta melalui banyak kegagalan.Â
Mungkin ada kalanya menemui suatu kondisi yang susah sekali dicerna dan merasa stagnan. Namun biasanya terlihat dari pola-pola dan repetisi yang dilakukan, sebetulnya itu adalah sebaik-baiknya signs atau pertanda di mana saja kita harus melakukan peningkatan. Bentuknya juga bisa berbagai macam, entah itu penerimaan, pemaafan, tindakan, apapun itu perlu kesadaran penuh dan keikhlasan untuk memulainya.Â
Curilah pengalaman orang lain yang sekiranya memiliki kondisi mirip dengan diri sendiri. Kira-kira kalau melanjutkan cara A maupun berganti haluan, sudah ada gambaran. Walaupun sebetulnya dari lubuk hati terdalam, kita sudah tahu apa yang sebaiknya dilakukan.
9. Minta Petuah Pada Sang Bijak dan Patuhilah
Kamu tak perlu harus membawa semua beban itu di pundak (meskipun seringkali begitu). Sekali-kali, mintalah nasihat atau wejangan pada sang bijak atau yang sudah lebih dahulu lama menjalani hidup. Jangan hanya meminta dan disimpan saja, namun manutlah atau patuhlah---simpan baik-baik petuah tersebut.Â
Panjang juga tulisan yang awalnya sekadar iseng untuk menyimpan catatan ini. Semoga siapapun yang membacanya, yang menemukannya, akan mendapatkan sesuatu dari sini. Terima kasih sudah mampir.
Salam hangat, dari sini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H