Wajar jika mengalami kebingungan akan jadi apa di masa depan, apa yang sebenarnya kita mau, dan lain-lain. Orang dewasa juga, sebenarnya pun masih mengalami krisis-krisis seperti ini. Namun bukannya untuk bersantai dan menunggu wangsit, kitalah yang mencarinya.Â
Dilihat dari kondisi paling dekat, apa kondisi yang ingin diubah. Atau jika tidak cukup menantang, cari sosok panutan yang bisa membangkitkan sparks tujuan itu. Memiliki tujuan ini yang membuat kita entah semangat menjalani hari atau seperti tertampar sebelum memulai hari.
Namun itulah, memiliki tujuan ini menjadikan kita lebih hidup dalam menjalani hidup. Tak perlu juga yang begitu besar dan hebat, namun dijalani dengan fokus dan sebaik-baiknya.
5. Jangan Telan dan Ikuti Mentah-Mentah Kata-Kata Figur Idola/Sosok Panutan
Hehe, siapa yang pernah mengalami?Â
Adalah saya.
Apakah ini salah? Ya, tidak juga sebenarnya sih. Namanya juga masa-masa mencari jati diri di mana kala itu membutuhkan tumpuan untuk mendorong kita tetap berapi-api. Untung jika ternyata menemui jawaban sesuai yang kita perkirakan.
Namun namanya juga hidup, ada kalanya kita ternyata bertemu dengan jawaban sebaliknya. Saatnya untuk apa? Kaget-kaget dulu lah, nangis juga boleh. Saya ada daftar lagu putarnya juga nih.Â
Jadi sebetulnya, masing-masing dari kita ini betul memiliki rumus atau formula yang berbeda dalam menjalani hidup. Bisa saat awal kondisi dan tujuan sama, namun ternyata di tengah jalan menemui hal yang berbeda. Segala kemungkinan bisa terjadi, dan kita juga berhak kecewa akan hal tersebut.
Tips ini sebetulnya mirip-mirip dengan "jangan telan mentah-mentah kata-kata motivator", tapi biasanya idola dan role model ini kan lebih personal. Boleh untuk tetap dijadikan penyemangat, namun ingat bahwa diri ini juga memiliki jalannya sendiri.
p.s: Barangkali jika ada yang mendapat jawaban sebaiknya dan mendefinisikannya sebagai kegagalan, itu belum tentu; bisa jadi sebuah pencerahan.Â
6. Manfaatkan Sumber Daya yang Tersedia: Jangan Fokus pada Membandingkan
Poin ini, masih berkaitan dengan nomor tiga. Terutama, bagi yang sudah ketemu dengan "kok bisa ya jalan hidup orang berbeda sekali dengan kita?" dan rasanya jadi banyak tertinggal, atau jalannya yang lebih lama. Belum lagi kalau misalnya ditambah mengutuki diri karena apakah kurang berusaha, atau bertanya-tanya apakah yang salah.Â