Jangan terpaku pada ingatan pada kondisi di masa lalu, jangan denial akan kondisi di saat ini. Denial mungkin terasa melegakan karena kita sementara waktu menaruh hal tersebut di tempat lain, namun bukan berarti hal itu hilang. Fokus pada realita yang paling dekat atau di depan mata. Meskipun rasanya jadi pedih atau barangkali turut pegal sebadan-badan, proses penguraian dan penerimaan ini dapat membuahkan pribadi yang resilien.Â
Memang mudah kok, jika diucapkan dengan kata-kata ini. Praktiknya sendiri bisa memakan waktu tahunan, dan itu tak apa-apa. Wajar saja jika kita memiliki kelebihan A, namun sekaligus memiliki kekurangan di B dan bukan berarti juga nilai diri jadi turun akan hal tersebut. Terlepas dari semua label yang ada, ada satu hal penting yang perlu diingat: adalah kamu yang selalu mencoba.Â
2. Mengenali Pola Belajar
 Pola belajar akan terasa bedanya jika kita terbiasa di bangku pendidikan formal dan ketika belajar secara mandiri. Selama ini mungkin hanya sekadar mengikuti, namun sebetulnya bisa dimaksimalkan apabila kita menemukan cara belajar dengan tepat. Misalnya kondisi ideal untuk belajar, metode pembelajaran, dan kenyamanan apa yang dibutuhkan saat sedang belajar hal tertentu.
3. Bisa Membaca Situasi Lingkungan Tinggal
Akibat pandemi ini, pelajar dan mahasiswa ini jadi punya cara baru dalam belajar, yaitu secara daring dari rumah. Sudah jadi hal umum jika tak semua kondisi rumah mendukung dalam proses belajar maupun mengembangkan diri. Ada beberapa kondisi ideal yang tercabut, sebut saja ketenangan, fasilitas untuk belajar, dan mungkin juga koneksi internet.Â
Kondisi yang tak nyaman ini bisa mempengaruhi kondisi psikologis, proses belajar jadi kurang maksimal. Sembari dengan proses penyesuaian, segera juga fokus pada solusi untuk mengganti metode atau melakukan sesuatu agar proses belajar tetap maksimal.Â
Bagi yang tinggal di rumah dengan lingkungan yang cukup kental dalam banyak acara misalnya, maka bagi waktu untuk kapan bisa bergabung/berkontribusi, dan waktu untuk diri sendiri.
Sesekali, ke kedai kopi atau ruang kerja bersama yang suasananya lebih mendukung juga bisa membantu. Apapun itu, masing-masing kita memiliki caranya.Â
Tak semuanya bisa langsung pindah saja, bisa karena tidak efisien dalam biaya terutama di kondisi sulit saat ini. Sementara kita juga adalah bagian dalam lingkungan itu sendiri, penting untuk menyesuaikan sembari tetap menyiapkan bekal.Â
Istilahnya, untuk bisa memenangkan suatu hal, kamu harus kenal betul dengan medan pertempuranmu saat ini. Bisa jadi secara harfiah; tempat, ataupun dalam artian diri sendiri.Â
4. Punyailah Tujuan
 Sepusing-pusingnya dalam proses mengejar sesuatu, ternyata masih lebih pusing kalau tak memiliki tujuan apa-apa. Saya pernah berada di masa-masa tersebut, alasannya karena memang bimbang dan belum yakin.
Namun saya jadi belajar kalau nantinya keteguhan maupun keyakinan akan menebal jika sudah menjalani. Intinya, alih-alih terlalu banyak berpikir, lebih baik dipancing dengan aksi.Â