" Vitamin penambah nafsu makan untuk anak-anak yang bagus apa ya?" Pesan wa dari kakak semata wayangku.
" Buat Alika?" Tanyaku membalas pesannya.Â
Alika adalah anak bungsu kakakku. Sejak kecil susah sekali makan. Bahkan sampai usia 4 tahun, dia jarang sekali makan nasi. Mau makan, kalau sama chicken, sebutan nya untuk ayam goreng cepat saji. Itupun hanya satu dua suap. Selebihnya hanya kremesan nya. Daging ayamnya juga tidak disentuh.Â
" Iya."
" Vitamin penambah nafsu makan memang baik untuk merangsang nafsu makan anak. Pilih yang ada kandungan lysin, misalnya biolys*n, apial*s, dan lain-lain. Atau yang ada kandungan vitamin B kompleks dan temulawak, misalnya curcum* sirup. Masih minum susu pake DOT?"
" Sudah jauh berkurang karena ganti susu."jawab kakakku.
"Kalau bisa, minum susu nya pake gelas mas, kelamaan pake DOT nanti eman-eman gigi nya!"
" Iya, nanti coba dibelikan vitaminnya dulu," jawab kakakku.
" Yang penting orang tuanya tetep berusaha ya Mas. Sering-sering ajak makan keluar, biar dia seneng. Cari tau makanan kesukaannya. Kalo belum mau makan nasi jangan dipaksa. Makan cemilan ringan seperti tempe, tahu, buah dan sayur itu sudah bagus. Jangan lupa, apresiasi. Kalau sudah mau makan, beri pujian. Jangan salah sedikit langsung diomelin!"
" Tau aja, ayah nya suka marah-marah!" Kakakku menulis emoticon ngakak. Aku hanya mesem. Karakter kakakku ini memang keras. Apapun kalau ada hal-hal diluar kuasanya pasti bawaannya marah. Ngomel-ngomel dan kadang keluar kata-kata kasar. Beberapa waktu belakangan, kedewasaan nya mulai muncul. Watak temperamentalnya sedikit berkurang. Mungkin pengaruh usia yang semakin menua.
" Ya iyalah. Kita aja orang dewasa suka kalau dipuji. Sebel kalo diomeli. Apalagi anak-anak. Yang dilakukan anak-anak sekecil apapun, kalau itu baik harus kita puji. Biar jadi kebiasaan. Aku juga belajar melakukan itu mas, dan ternyata gak gampang."
 Aku ingat saat anak ku yang berusia 7 tahun bangun pagi di hari Minggu. Bukannya menyambut baik sudah mau bangun pagi, malah menyuruh membereskan tempat tidur, menyuruh segera mandi dan seabrek kegiatan lain yang menurut ku benar. Padahal kata-kata berisi perintah itu sungguh membuat hari Minggu pagi yang semula menyenangkan menjadi membosankan.
"Harus belajar lagi. Belajar manjadi orang tua yang baik untuk anak-anak kita." Kata kakakku mengakhiri percakapan kita di pagi hari ini.
*
Dulu, aku juga mengalami mempunyai anak yang susah makan. Adek, mulai minum susu menggunakan DOT sejak bayi usia 3 bulan. Saat usia 6 bulan mulai aku kenalkan makanan tambahan. Meskipun makannya tidak banyak tapi jatah makan dua kali sehari terus kita berikan. Berat badannya hanya bertambah dalam ons. Tidak menunjukkan pertumbuhan yang drastis. Saat posyandu menjadi saat yang mendebarkan. Apalagi kalau melihat anak-anak lain sudah bertambah sekian kilo. Anakku berat badannya kok tetap. Ada rasa sedih di hati. Kabar baiknya adalah kemampuan bicara dan mengingat sangat baik. Hingga berat badannya yang tidak juga bertambah, sedikit banyak teralihkan dengan kemampuan nya dalam berkomunikasi.Â
Menginjak usia sekolah, aku berupaya untuk melepas DOT. Kebiasaan setiap hari, sebelum tidur siang nge-dot dulu perlahan-lahan diganti dengan dibacakan buku cerita. Meski disela-sela mendengarkan cerita selalu saja dia teringat dan minta DOT nya. "Buk, memem.."
Itu adalah permintaan nya untuk minum susu menggunakan DOT. Kadang diganti air putih dia mau. Kadang menangis. Tapi aku tetap berupaya untuk mengalihkan perhatiannya dari DOT. Hingga bisa benar-benar lepas DOT saat masuk ke TK B. Biarlah terlambat asalkan bisa lepas DOT.Â
Untuk makanan, mula-mula porsinya hanya sedikit. Seiring bertambahnya usia dan semakin beragam menu makanan yang dikenalnya, porsi makannya bertambah. Makanan kesukaannya adalah ayam goreng. Sama seperti anak-anak pada umumnya. Apalagi ayam goreng yang dijual di gerai cepat saji. Menu andalan nya adalah ayam goreng tanpa tulang original.Â
Saat sedang bosan dengan menu makanan di rumah, kata-kata andalan nya adalah : " Bu.. ayo kita makan ayam di toko!"
Dia menyebut gerai cepat saji dengan sebutan "toko" entah darimana dia mendapatkan istilah itu.
Untungnya selain makan ayam , anakku juga menyukai nasi goreng. Apalagi buatanku. Saat selesai masak nasi goreng dan kemudian menghidangkan di meja kecilnya, kata-kata yang keluar dari mulut si kecilku adalah : " Bu, ada lagi nasi goreng nya?"
Padahal nasi gorengnya belum disentuh sudah mau nambah. Sungguh sangat pandai menyenangkan hati ibunya.Â
Alhamdulillah semakin bertambah usia semakin suka makan. Hingga berat badannya yang dulu bikin ketar-ketir saat posyandu sekarang semakin gembul. Hingga aku merasa perlu memaksanya untuk berolahraga agar badan nya tidak terlalu gemuk.
Jadi saat dulu anak tidak mau makan atau makan hanya sedikit, ucapan yang keluar adalah :"Adek..tolong makannya dihabiskan.."
Dan sekarang ucapan yang keluar saat anak makan adalah : " Adek.. makan secukupnya dan berhenti makan sebelum kenyang yaa.."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H