Aku ingat saat anak ku yang berusia 7 tahun bangun pagi di hari Minggu. Bukannya menyambut baik sudah mau bangun pagi, malah menyuruh membereskan tempat tidur, menyuruh segera mandi dan seabrek kegiatan lain yang menurut ku benar. Padahal kata-kata berisi perintah itu sungguh membuat hari Minggu pagi yang semula menyenangkan menjadi membosankan.
"Harus belajar lagi. Belajar manjadi orang tua yang baik untuk anak-anak kita." Kata kakakku mengakhiri percakapan kita di pagi hari ini.
*
Dulu, aku juga mengalami mempunyai anak yang susah makan. Adek, mulai minum susu menggunakan DOT sejak bayi usia 3 bulan. Saat usia 6 bulan mulai aku kenalkan makanan tambahan. Meskipun makannya tidak banyak tapi jatah makan dua kali sehari terus kita berikan. Berat badannya hanya bertambah dalam ons. Tidak menunjukkan pertumbuhan yang drastis. Saat posyandu menjadi saat yang mendebarkan. Apalagi kalau melihat anak-anak lain sudah bertambah sekian kilo. Anakku berat badannya kok tetap. Ada rasa sedih di hati. Kabar baiknya adalah kemampuan bicara dan mengingat sangat baik. Hingga berat badannya yang tidak juga bertambah, sedikit banyak teralihkan dengan kemampuan nya dalam berkomunikasi.Â
Menginjak usia sekolah, aku berupaya untuk melepas DOT. Kebiasaan setiap hari, sebelum tidur siang nge-dot dulu perlahan-lahan diganti dengan dibacakan buku cerita. Meski disela-sela mendengarkan cerita selalu saja dia teringat dan minta DOT nya. "Buk, memem.."
Itu adalah permintaan nya untuk minum susu menggunakan DOT. Kadang diganti air putih dia mau. Kadang menangis. Tapi aku tetap berupaya untuk mengalihkan perhatiannya dari DOT. Hingga bisa benar-benar lepas DOT saat masuk ke TK B. Biarlah terlambat asalkan bisa lepas DOT.Â
Untuk makanan, mula-mula porsinya hanya sedikit. Seiring bertambahnya usia dan semakin beragam menu makanan yang dikenalnya, porsi makannya bertambah. Makanan kesukaannya adalah ayam goreng. Sama seperti anak-anak pada umumnya. Apalagi ayam goreng yang dijual di gerai cepat saji. Menu andalan nya adalah ayam goreng tanpa tulang original.Â
Saat sedang bosan dengan menu makanan di rumah, kata-kata andalan nya adalah : " Bu.. ayo kita makan ayam di toko!"
Dia menyebut gerai cepat saji dengan sebutan "toko" entah darimana dia mendapatkan istilah itu.
Untungnya selain makan ayam , anakku juga menyukai nasi goreng. Apalagi buatanku. Saat selesai masak nasi goreng dan kemudian menghidangkan di meja kecilnya, kata-kata yang keluar dari mulut si kecilku adalah : " Bu, ada lagi nasi goreng nya?"
Padahal nasi gorengnya belum disentuh sudah mau nambah. Sungguh sangat pandai menyenangkan hati ibunya.Â