Hari Minggu pagi, Via bangun pagi dengan antusias. Rencana jalan-jalan pagi ke taman kota yang membuat nya bersemangat. Dio, anak semata wayangnya pun sudah bangun. Setelah sholat Subuh dengan ayahnya, kini tengah asyik dengan gagdet nya.
"Yah, jadi kan kita jalan kaki sampai taman kota hari ini?"
"Iya, tapi sebentar ya, aku ingin ke toilet dulu" jawab ayah seraya berlalu ke belakang.
"Jangan lama-lama yah, ini sudah jam berapa!"
"Ayo Dio, kamu juga siap-siap, pake topi, pake masker, kaos kaki dan sepatu!"seakan tidak mendengar ucapan Via, Dio masih anteng dengan gagdet nya.Â
" Ayo Dio, ikut atau nggak?"Via kesal karena Dio tidak beranjak. Tidak ingin moodnya berubah, Via mempersiapkan kebutuhan nya. Masker , sepatu, dompet, dan hp sudah siap didalam tas kecil. Ah, botol minum. Lebih baik bawa botol kecil saja siapa tau nanti haus dijalan dan tidak ada warung.
Beberapa saat kemudian, keluarga kecil itu sudah keluar rumah. Untuk menghindari Dio kecapekan, Dio diperbolehkan bersepeda.Â
Karena hari sudah agak siang rute awal ke taman kota berganti ke desa sebelah Utara yang masih banyak sawah dan sungai.
Keluarga kecil itu menikmati pemandangan alam pedesaan dengan gembira.Tidak perlu ke tempat wisata, ke mall di kota besar, ke tempat hiburan, ke tempat makan terkenal sudah membuat keluarga ini bahagia. Hanya jalan kaki melihat  pemandangan sekitar, menyapa tetangga dan bercanda sepanjang perjalanan.
*
"Yah, nanti agak siang kita petik mangga dibelakang rumah ya! Beberapa hari lalu ada mangga yang matang dan jatuh, ada yang jatuh dimakan kelelawar. Pasti sudah banyak yang sudah tua!"Â
" Iya, nanti sekalian aku mau pangkas ranting yang banyak hamanya!" Jawab ayah.
Sepulangnya dari olahraga pagi, Via memasak. Selesai memasak , mereka sarapan pagi.Â
"Assalamualaikum..!"
"Waalaikum salam.. eh om Arya, ayo masuk!"ujar Via melihat kedatangan ipar dan keponakannya.
"Dio, ini Lo Aldo sudah datang. Dari tadi sudah gak sabar pengen diantar ke rumah Aldo!"
" Sama Mb, Aldo juga nanya terus kapan ke rumah mas Dio. Padahal masih pagi!" Ujar Arya.
" Ayo sarapan dulu om", ajak Via.
" Makasih mb, sudah sarapan tadi. Mas Pram ada MB?"
" Ada , itu lagi nguprek anggrek dibelakang! " Arya lalu menemui Pram dibelakang rumah. Via melanjutkan pekerjaan nya, setrika baju.
Sementara Dio dan Aldo keduanya asyik bercerita tentang game kesukaan mereka.Â
*
"Assalamualaikum..!"
" Waalaikum salam.. Alhamdulillah akhirnya nyampe sini juga. Mas Farel kapan datang ? Dio , Aldo, ini Lo ada mas Farel!" Via menyambut kedatangan keponakannya dengan gembira.
" Nyampe kemaren sore te, naik kereta!" Jawab Farel, seraya menyalami Via.
"Trus malamnya nginep dimana?"
" Di rumah Bude Yun ada acara, jadi kemaren malam nginep disana!"jawab Farel.
" O begitu, klo gitu nanti malam nginep disini saja ya?"
" Gak tau nanti Te, soalnya mau diajak maen sama mas Kukuh juga."
"Baiklah kalo begitu. Istirahat dulu saja!"
Beberapa saat kemudian Kukuh datang bersama teman-teman nya. Anak-anak muda ini bersepeda ke tempat wisata. Mereka kemudian berpamitan, Via berpesan agar mereka berhati-hati.
*
Malam harinya, Via terbangun. Pukul 10.00 malam. "Astaghfirullah..belum sholat Isya!" Batin Via. Rupanya Via ikut tertidur setelah menemani Dio belajar.Bergegas ke kamar mandi, mengambil air wudhu dan menunaikan kewajiban nya.
Selesai sholat, Via masih terjaga. Tidur di awal membuat nya sulit tidur lagi sekarang. Iseng, Via membuka aplikasi sosmed nya. Facebook, tidak ada yang menarik perhatiannya. Wa, membalas beberapa chat. Kemudian melihat Instagram. Ah.. jiwa nya bergejolak. Melihat postingan teman-teman nya berlibur . Mengadakan acara bersama-sama. Terlihat sangat gembira dan bahagia.Â
"Kapan aku bisa seperti mereka?" Batin Via sedih.
" Bersenang-senang , ketemu banyak orang, makan enak, bercerita, tertawa, seakan waktu tidak ada habisnya. Ah.. mereka cantik , kaya, pinter dan segalanya ada. Sedangkan aku? Gimana mau liburan, kebutuhan tercukupi dan bisa menabung saja sudah Alhamdulillah. Menarik nafas dalam-dalam Via kemudian menatap Dio yang tertidur pulas. Ada kedamaian disana. Ada senyum bahagia disana.Â
"Astaghfirullah..!" Via berulang kali istighfar. Karunia kesehatan dan keluarga yang harmonis adalah harta yang paling berharga. Kenapa aku masih menginginkan hal-hal lain diluar kuasaku. Allah sudah memberikan kenikmatan teramat besar, diberikan Nya aku kehidupan, pekerjaan, keluarga yang selalu support, anak-anak yang Sholeh dan patuh, rezeki yang terus  ada dan nikmat sehat. Inilah nikmat paling mahal dimasa pandemi ini. Allah sudah menakar rezeki dan takdir kita sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita.Â
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Teringat syair lagu D'Masiv.
"Mungkin.. yang terlihat memang teman-teman ku itu bahagia, tapi mana kita tau yang sebenarnya?" Pungkas Via tersenyum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H