Kondisi perjuangan pergerakan perempuan pada masa ini memiliki ciri tersendiri, dimana pada masa ini istilah status perempuan sebagai mana yang dipakai oleh Bangsa Belanda masih dipakai, yaitu Ny (untuk yang sudah menikah, biasanya nama suaminya yang dipakai), dan Nona untuk perempuan yang belum menikah yang seringkali tidak mencantumkan nama ayahnya.
Pudiarso Kartowiyono, suami dari Sujatin Kartowijono (ketua pelaksana Kongres Perempuan I)
A.K Pringgodigdo suami dari Suwarni pendiri perkumpulan Isteri Sedar
R.Kd Agad Suriawinata suami R. Dewi Sartika, demi mendukung istrinya menolak jabatan yang lebih tinggi yang ditawarkan pemerintah.
Mohamad Roem, suami dari Dahlia Roem aktivis perempuan jaman pergerakan
Soedjatmoko, intelektual bebas, pejuang diplomasi kemerdekaan, pernyataannya "hendaknya para wanita di dalam organisasi--organisasi baru itu dilihat dan diperlakukan sebagai sekutu, sebagai kawan perjuangan potensial, yang membuka kemungkinan untuk bersama-sama memperluas gelanggang perjuangan gerakan wanita indonesia.Â
Dan adapun saingan fasilitas, memang sudah waktunyalah bagi gerakan wanita untuk membebaskan diri dari ketergantungannya pada fasilitas-fasilitas yang di dapat oleh sang suami atau pemerintah dan untuk memperkembangkan kemampuannya untuk mengumpulkan dana-dana sendiri".
Laki-laki dengan Status Tokoh, dan Mendapat Gelar Pahlawan Nasional
Ki Hajar Dewantara, suami dari Nyi Hajar Dewantara turut ambil bagian dalam Kongres Perempuan I 1928
W.R Supratman, pencipta lagu Indonesia Raya, pencipta lagu Kartini
Dr Abdurrahman Saleh, AU, suami dari Ismoedijati Anggota Jong Java