Mohon tunggu...
Umi Kulsum
Umi Kulsum Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tergerus Online Shop, Omzet Pedagang Pasar Tanah Abang Turun Hingga 50%

30 Desember 2024   16:15 Diperbarui: 30 Desember 2024   17:46 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Keadaan Pasar Tanah Abang Terbaru/Tirto.id)

Seiring berjalannya waktu, tanpa kita sadari teknologi semakin berkembang pesat hingga mempengaruhi pada kehidupan kita semua, seperti Online Shop.


Online Shop merupakan platform digital atau situs web yang memungkinkan pengguna untuk membeli dan menjual produk atau layanan melalui internet.

Hal ini menjadikan pedagang kehilangan para pembelinya, salah satunya adalah pasar terbesar se Asia tenggara yaitu Tanah Abang, yang berada di Jl.K.H Fachrudin, Kelurahan Kampung Bali, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Pasar Tanah Abang, yang dulunya merupakan pusat grosir tekstil dan pakaian terbesar di Asia Tenggara, kini menghadapi tantangan berat. 

Gelombang digitalisasi dan maraknya online shop telah mengubah lanskap perdagangan, berdampak signifikan pada omzet para pedagang di pasar legendaris ini.

Dikutip dari iNews TV pada Rabu, 25 Desember 2024 pukul 11.07 WIB mengenai Pasar Tanah Abang yang mengalami penurunan omset hingga 50%.


Pergeseran Paradigma Konsumen dan Dominasi E-commerce

Salah satu faktor utama penurunan omzet pedagang Tanah Abang adalah pergeseran perilaku konsumen, kemudahan berbelanja online melalui platform e-commerce dan media sosial telah mengubah cara orang berbelanja.

Konsumen kini lebih memilih berbelanja dari rumah atau di mana pun mereka berada, membandingkan harga dengan mudah, dan menikmati berbagai promo serta diskon yang ditawarkan online shop.

Dominasi e-commerce semakin terasa dengan hadirnya fitur live selling di berbagai platform, termasuk TikTok Shop, fitur ini memungkinkan penjual berinteraksi langsung dengan calon pembeli secara online, mempromosikan produk secara visual, dan memberikan penawaran menarik. 

Hal ini menciptakan pengalaman berbelanja yang interaktif dan menarik bagi konsumen, yang sulit ditandingi oleh pedagang di pasar tradisional seperti Tanah Abang.


Dampak Pandemi dan Persaingan Harga

Pandemi COVID-19 yang melanda dunia beberapa tahun terakhir juga turut memperparah kondisi pedagang pasar Tanah Abang. 

Pembatasan sosial dan penurunan daya beli masyarakat berdampak signifikan pada aktivitas perdagangan di pasar, meskipun pandemi telah mereda, dampaknya masih terasa hingga kini.


Selain itu, persaingan harga yang ketat antara pedagang online dan offline juga menjadi tantangan tersendiri.

Pedagang online seringkali menawarkan harga yang lebih murah karena biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan pedagang offline yang harus membayar sewa toko, gaji karyawan, dan biaya operasional lainnya.

Keluhan Pedagang dan Upaya Adaptasi

Berbagai keluhan disampaikan oleh para pedagang Tanah Abang terkait penurunan omzet yang drastis ini, mereka merasa kesulitan bersaing dengan online shop yang menawarkan kemudahan dan harga yang lebih murah.

Beberapa pedagang bahkan terpaksa mengurangi jumlah karyawan atau bahkan menutup toko mereka, Meskipun demikian beberapa pedagang juga telah berupaya beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi dan berjualan secara online.

Mereka mulai membuka toko online di berbagai platform e-commerce dan media sosial, serta memanfaatkan fitur live selling untuk menjangkau konsumen yang lebih luas.

Namun, transisi ini tidaklah mudah dan membutuhkan waktu serta sumber daya yang tidak sedikit.

Peran Pemerintah dan Solusi yang Dibutuhkan

Pemerintah juga diharapkan dapat berperan aktif dalam membantu pedagang pasar tradisional menghadapi tantangan digitalisasi ini.

Berbagai program pelatihan dan pendampingan dapat diberikan untuk membantu pedagang beradaptasi dengan teknologi dan berjualan secara online.

Selain itu, regulasi yang adil dan seimbang antara pedagang online dan offline juga dibutuhkan untuk menciptakan persaingan yang sehat.

Beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan antara lain:

Peningkatan Literasi Digital: Memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pedagang pasar tradisional dalam memanfaatkan teknologi dan berjualan secara online.

Pengembangan Platform Digital Pasar Tradisional:

 Menciptakan platform e-commerce khusus yang mewadahi pedagang pasar tradisional, sehingga mereka dapat berjualan secara online dengan lebih mudah.


Regulasi yang Adil: 

Menerapkan regulasi yang adil dan seimbang antara pedagang online dan offline, termasuk dalam hal perpajakan dan perizinan.


Promosi Pasar Tradisional: 

Melakukan promosi dan revitalisasi pasar tradisional untuk menarik minat konsumen, misalnya dengan mengadakan event atau festival.


Penurunan omzet pedagang Pasar Tanah Abang hingga 50% merupakan dampak nyata dari pergeseran perilaku konsumen dan dominasi online shop.

Nah, inilah data berdasarkan hasil survei google becompany tahun 2020 bahwa pengguna e-commerce mencapai hingga 54%.

Kemudian 90% manusia yang berniat akan terus menggunakan media digital setelah pandemi dan dua tahun kedepan.

Pada tahun 2022 mencapai 89% manusia sudah mengetahui dan menggunakan e-commerce yang apabila kita rupiahkan dari semua pengeluaran hasil belanja Online mencapai hingga Rp.885 Triliun.

Dari survei diatas membuktikan bahwa pasar terbesar se Asia tenggara yaitu pasar tanah abang kini omzetnya sangat menurun mencapai 50%.


Adaptasi dan inovasi menjadi kunci bagi para pedagang untuk bertahan di era digital ini, dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak terkait juga sangat dibutuhkan untuk membantu pedagang pasar tradisional menghadapi tantangan ini dan tetap relevan di masa depan.

sumber: 

METRO TV. (2023, September 21). Tren belanja online penyebab Tanah Abang sepi? [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=n51a_vrbh-8

Official iNews. (2023, September 19). Demam belanja online, pasar terbesar Se-Asia Tenggara sepi pengunjung [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=3HF1p2JdzZo

Fadilah, I. (2023, August 25). Curhatan Pedagang Tanah Abang Omzet Anjlok 50% Gegara TikTok cs. Detikfinance. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6895936/curhatan-pedagang-tanah-abang-omzet-anjlok-50-gegara-tiktok-cs

Zahra, A. F. (2023, September 19). Pasar Tanah Abang sepi pembeli, omzet pedagang foodcourt juga turun 50%. liputan6.com. https://www.liputan6.com/bisnis/read/5400723/pasar-tanah-abang-sepi-pembeli-omzet-pedagang-foodcourt-juga-turun-50

Omzet Pedagang Pasar Tanah Abang Turun 50 Persen, Harap Live TikTok dihilangkan. (n.d.). Republika Online. https://republika.co.id/share/s1dx6p484

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun