Abstrak
Gangguan kecemasan adalah gangguan psikologis yang ditandai dengan ketakutan dan kekhawatiran berlebihan terhadap situasi sosial atau kinerja dan dapat berdampak signifikan terhadap banyak aspek kehidupan seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecemasaan sosial terhadap perkembangan psikologis. Penelitian ini melibatkan 1 orang peserta yang di diagnosis menderita gangguan kecemasan sosial. Peserta mengikuti serangkaian tes kecerdasan dan kepribadian ( tes 16PF) , termasuk tes IQ, tes kecerdasaan individu ( tes IST ). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas terapi mindfulness dalam mengurangi kecemasan sosial dan mengurangi resiko berkembangnya penyakit mental lainnya.
Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa efek terapi berbasis kesadaran terutama terletak pada peningkatan kesadaran diri, regulasi emosi, dan kemampuan untuk mengatasi situasi sosial yang sulit. Hasil ini menyoroti potensi terapi berbasis kesadaran sebagai pendekatan efektif untuk mengelola kecemasan sosial dan mencegah gangguan kejiwaan lainnya. Implikasi klinis dari penelitian ini mencakup pentingnya menggabungkan terapi berbasis kesadaraan ke dalam praktik klinis untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis individu yang menderita kecemasan sosial.
Kata Kunci: kecemasan sosial, gangguan psikologis, depresi, gangguan obsesif-kompulsif, mindfulness.Â
Latar Belakang.
Gangguan kecemasan sosial adalah gangguan penyakit mental yang umum namun sering kali kurang terdiagnosis, yang ditandai dengan ketakutan dan kekhawatiran berlebihan terhadap situasi sosial atau kinerja. Orang dengan kecemasan sosial sering kali takut akan penilaian negatif dari orang lain, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk berfungsi secara efektif dalam interaksi sosial sehari-hari. Prevalensi kecemasan sosial sangat tinggi di berbagai populasi dan berdampak signifikan terhadap kualitas hidup mereka yang terkena dampaknya. Kecemasan sosial merupakan ketakutan yang menetap yang berkaitan dengan performa seseorang terhadap situasi sosial, di mana individu tersebut merasa cemas untuk diawasi dan dinilai oleh orang lain (Psikologi et al., 2024).
Gangguan kecemasan sosial tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan emosional tetapi juga dapat berkonstribusi terhadap berkembangnya banyak gangguan psikologis lainnya. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa orang dengan kecemasan sosial memiliki resiko lebih tinggi terkena gangguan depresi, gangguan kecemasan umum (GAD), dan gangguan obsesiv-kompulsif (OCD). Interkasi antara kecemasan sosial dan gangguan psikologis lainya menciptakan lingkaran setan yang dapat memperburuk kondisi individu secara keseluruhan. Individu dengan gangguan kecemasan sosial memiliki sifat kepribadian yang sangat berbeda, emosional seseorang cenderung menjadi tidak stabil dan akan berpaling kedalam secara mental (inward-turning), hal tersebut terjadi pada individu dengan kepribadian neuroticsm yang tinggi (Psikologi et al., 2024).
Seseorang mengalami tingkat kecemasan yang luar biasa ketika akan menghadapi situasi seperti ujian, presentasi, atau bertemu dengan orang baru, dan hal tersebut menyebabkan stres, mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari mereka dan mendorong perilaku aman atau menghindar, maka dapat dikategorikan sebagai gangguan kecemasan, secara lebih spesifik kondisi tersebut dapat disebut sebagai gangguan kecemasan sosial (Rayssa Giovan Azaria & Nandy Agustin Syakarofath, 2024). Â Namun, meskipun ada bukti adanya hubungan antara kecemasan sosial dan perkembangan gangguan mental lainnya, para peneliti belum menyelidiki secara spesifik bagaimana Tingkat kecemasan sosial mempengaruhi resiko dan perkembangan gangguan ini. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai mekanisme ini sangat penting untuk mengidentifikasi strategi intervensi yang efektif dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Kecemasan merupakan respon yang tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan dapat menjadi abnormal apabila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, melibatkan perasaan, perilaku, dan respon-respon fisiologis (Rayssa Giovan Azaria & Nandy Agustin Syakarofath, 2024). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Tingkat kecemasan sosial terhadap perkembangan gangguan kejiwaan lainnya. Dengan memahami hubungan ini, kami berharap dapat menemukan cara untuk mengurangi resiko dan mengembangkan pendekatan dan pengobatan yang lebih tepat sasaran dan komprehensif. Intervensi dini yang tepat dapat mengurangi dampak kecemasan sosial dan mencegah berkembangnya gangguan mental yang terjadi secara bersamaan, sehingga meningkatkan kesejahtreaan dan kualitas hidup mereka yang terkena dampaknya.
Mindfulness-Bassed therapy (MBT) sudah memperoleh atensi selaku pendekatan terapeutik yang potensial dalam mengelola kecemasan sosial. MBT mengacu pada Teknik-teknik meditasi serta pemahaman yang dirancang guna menolong orang serta merespons secara sadar terhadap perasan, serta sensasi kondisi badan mereka. Dengan focus pada kedatangan serta penerimaan non-judgmental terhadap pengalaman dikala ini, MBT bertujuan agar dapat mengurangi reaktivitas terhadap tekanan pikiran sosial serta tingkatkan keahlian buat menanggulangi tantangan kehidupan tiap hari. Melalui kesadaran akan tubuh yang merupakan aspek pengalaman sehari-hari, memungkinkan setiap individu untuk sepenuhnya hadir dan menyadari apa pun yang ada di sini dan saat ini yang kemudian menghasilkan kemampuan yang lebih besar untuk mentoleransi keadaan emosional yang tidak nyaman (Stocks, 2016).
Pada terapi mindfulness bertujuan untuk membantu individu menghindari kebiasaan untuk merespon secara destruktif atau langsung dan belajar untuk mengobservasi pikiran, emosi dan peristiwa yang terjadi saat itu juga tanpa memberikan judgment atau reaksi secara langsung (Stocks, 2016). Walaupun sudah terdapat Sebagian riset yang menunjang daya guna MBT dalam kurangi indikasi kecemasan sosial, masih dibutuhkan riset yang lebih mendalambaut menguasai secara khusus bagaimana pengobatan ini bisa mempengaruhi pertumbuhan kendala psikologis ekstra. Uraian yang lebih baik tentang mekanisme kerja MBT serta dampak jangka panjangnya dalam konteks kecemasan sosial bisa membagikan pengetahuan kritis untuk praktisi klinis dalam merancang intervensi yang pas serta efisien.