Mohon tunggu...
Umi Alfiatul Arfik
Umi Alfiatul Arfik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Kediri

Mahasiswa Ekonomi Syariah semester 3 IAIN Kediri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi - Penyesalan

29 Agustus 2024   18:54 Diperbarui: 29 Agustus 2024   18:55 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ASA HIDUP

Di sudut hati, suara gundah berbisik,

Jejak masa lalu, terukir dalam rindu yang pekat.

Kata-kata terlepas, sebelum ditangkap akal,

Kini jadi bayang, menari dalam sepi yang hangat.

Seharusnya aku berani, melangkah lebih cepat,

Menggenggam harapan, bukan sekadar bertahan.

Namun waktu melintas, tanpa memberi henti,

Dan kini aku terjaga, dalam pelukan penyesalan.

Setiap detik yang hilang, adalah pelajaran berharga,

Membuatku tersadar, akan arti kehadiran.

Jalan yang kutempuh, penuh liku dan cerita,

Menuntunku bertumbuh, meski dalam kepedihan.

Kini ku bawa, segala luka dan air mata,

Menjadi sinar harapan, di ujung malam gelap.

Penyesalan ini, layaknya bintang di angkasa,

Memanduku melangkah, ke arah yang lebih dekat.

Entah kapan penyesalanku ini berakhir,

Menggenggam setiap pelajaran, dengan kasih dan ikhlas.

Dalam penyesalan, ku temukan kekuatan,

Menjadi diri yang baru, dengan hati yang utuh dan luas.

Penulis : Umi Alfiatul Arfik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun