Mohon tunggu...
Umi Fitria
Umi Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary Me

Seorang Ibu, wanita, teman, partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. visit my blog on https://www.simpelmommy.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Apakah Ibu Rumah Tangga Termasuk Pengangguran?

4 November 2022   08:03 Diperbarui: 6 November 2022   21:05 3848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sebagai Ibu Rumah Tangga. (Photo by MART PRODUCTION on Pexels)

Saya tertarik menulis tentang ini karena banyak kita jumpai dalam survey maupun polling – polling yang menanyakan status pekerjaan dan salah satu dari sekian banyak pilihan terselip jawaban ibu rumah tangga, beberapa yang lainnya bahkan tidak ada alias tidak bekerja. 

Jadi sebenarnya ibu rumah tangga itu status pekerjaan atau masuk dalam kategori pengangguran?

Mungkin dilema ini  sering dirasakan oleh semua ibu rumah tangga, terutama mereka yang benar- benar menjadi fulltime mom yang sebagian besar waktunya dihabiskan di rumah dan sehari–hari berkutat dengan urusan keluarga dan domestik rumah tangga. 

Beberapa di antaranya bangga dengan status yang disandang saat ini karena ini adalah jalan hidup dan pilihan hidupnya dan beberapa lainnya merasa menjadi ibu rumah tangga

Itu seperti kehilangan jati diri atau lebih tepatnya masih limbung dalam proses peralihannya dari status dan aktifitas sebelumnya sehingga tidak sedikit juga yang merasa malu mengakui saat ditanya apa status atau pekerjaan nya sekarang ini?

Bicara tentang status sebagai ibu rumah tangga, rasanya cukup menarik ya karena kalau dibilang pekerjaan ya ibu rumah tangga tidak menerima upah setiap bulan atau bonus tiap tahun dan tidak ada kenaikan jenjang karir pula.

Namun kalau dibilang pengangguran juga di rumah selalu saja ada yang harus diurus dan dikerjakan sehingga title pengangguran juga kurang tepat karena ibu rumah tangga juga tidak benar–benar menganggur dan punya banyak waktu luang untuk sekedar bersantai atau me time.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pekerjaan adalah pencaharian; yang dijadikan pokok penghidupan; sesuatu yang dilakukan untuk mendapat nafkah sedangkan arti dari pengangguran adalah orang yang menganggur (yang tidak mempunyai pekerjaan).

Jadi, menilik dari arti kata keduanya bagaimana posisi seorang ibu rumah tangga sebenarnya?

Yuk sebelum memutuskan kita kulik terlebih dahulu apa yang membedakan dan membuat ibu rumah tangga tidak bisa dibilang seratus persen sebagai pekerjaan maupun juga  kategori pengangguran:

Ibu rumah tangga tidak digaji

Gaji  berbeda ya dengan nafkah, gaji adalah upah yang diterima karena kita sudah memberikan tenaga, pikiran dan dedikasi kepada tempat kita bekerja.

Sedangkan nafkah adalah hak yang kita dapatkan dari suami sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawabnya kepada keluarga, lebih–lebih karena sudah membawa anak orang untuk hidup bersama dengan nya, hehe. 

Gaji diatur dalam peraturan perusahaan dan begitu pula dengan besaran nilainya. 

Berbeda dengan nafkah, memberi nafkah memang wajib hukumnya namun tidak ada syarat dan ketentuan mutlak untuk berapa besarannya.

Sehingga dari sini bisa kita lihat bagaimana perjuangan seornag ibu rumah tangga yang ikhlas menerima nafkah dari suami yang nominalnya tidak diatur dalam peraturan manapun, syukur–syukur cukup bahkan lebih untuk kebutuhan menjalankan operasional rumah tangga.

Namun tidak sedikit juga para ibu rumah tangga yang meskipun nafkah yang didapatnya sangat pas bahkan cenderung kurang, namun tidak menyurutkan niat dan dedikasi mereka untuk mengurus rumah tangga.

Kalau pegawai, masih memungkinkan untuk resign dan mencari pekerjaan di tempat baru dengan gaji yang lebih tinggi. Kalau ibu rumah tangga? Masa iya resign? hehe.

Ibu rumah tangga tidak punya jatah cuti dan hari libur

Kegiatan mengurus rumah tangga adalah kegiatan yang terus menerus, tidak ada istilah cuti atau libur menjadi seorang istri dan ibu. 

Kalaupun ingin rehat atau me time sejenak untuk sekedar jalan atau eprgi sendirian itupun harus dengan negosiasi dan persetujuan banyak pihak mulai dari pasangan, anak yang akan ditinggal, keluarga dan kerabat yang akan dimintai tolong untuk menjaga anak atau rumah saat akan kita tinggal dan masih banyak printilan lainnya. 

Terkadang hari libur ibu rumah tangga itu sederhana, saat pasangan dan anak berangkat bekerja dan sekolah, disitulah kita biasanya memanfaatkan waktu untuk istirahat.

Itupun kalau bisa dan sempat karena biasanya di waktu–waktu tidak ada orang di rumah justru waktu kita untuk beres–beres rumah dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya karena saat pasangan dan anak sudah pulang, sudah berbeda lagi nih acaranya.

Ibu rumah tangga tidak punya jenjang karir

Tidak ada dalam tatanan sosial masyarakat manapun status sebagai ibu rumah tangga mempunyai peringkat atau level seperti halnya pegawai. 

Dalam dunia kerja kita mengetahui level–level karyawan mulai dari trainee, staff, supervisor, manager sampai direktur. Menjadi ibu rumah tangga adalah status yang melekat semuru hidup dan tidak ada kenaikan jabatan atau jenjang karirnya. 

Dari tahun ke tahun kita akan melakukan hal yang sama, meskipun dalam beberapa hal juga akan mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan anak – anak.

Tugas dan kewajiban nya berlaku seumur hidup

Bila pegawai mempunyai batas usia produktif untuk bekerja di sektor formal sehingga pada usia tertentu mereka akan berhenti melakukan pekerjaan yang sedang mereka lakukan sekarang dan memasuki usia pensiun sehingga status kepegawaian nya juga akan berhenti di situ dan hilang. 

Sedangkan ibu rumah tangga adalah status yang akan kita emban terus selama kita hidup dan berkeluarga. 

Bahkan saat anak–anak kita nantinya sudah menikah dan hidup berkeluarga sendiri, kita sebagai orang tua tetap akan berkutat dengan bertambahnya keluarga kita dengan hadirnya cucu dan menantu sebagai anggota keluarga baru.

Itu sehingga status kita sebagai ibu dan istri akan terus ada selama kita bisa menjaga keluarga kita tetap utuh sampai ajal menjemput.

Jadi, kalau ibu rumah tangga dikategorikan sebagai pekerjaan rasanya kurang pas karena ibu rumah tangga tidak memenuhi kaidah dan kategori seorang karyawan atau pegawai dengan hak dan kewajiban yang mengikuti.

Sedangkan kalau dibilang pengangguran juga tentu tidak benar karena kita tidak benar – benar menganggur atau tidak melakukan apa – apa dalam hidup. 

Jadi status sebagai ibu rumah tangga menurut saya istimewa dan tidak apple to apple bila disandingkan dengan pekerjaan apapun karena dia berdiri sendiri, mempunyai koordinatnya sendiri.

Posisinya sebagai penopang kehidupan dalam berkeluarga dan kontraknya seumur hidup langsung di hadapan Tuhan, bukan lagi manusia yang biasa kita sebut bos atau atasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun