Mohon tunggu...
Umi Fitria
Umi Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary Me

Seorang Ibu, wanita, teman, partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. visit my blog on https://www.simpelmommy.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Positioning Gadget dalam Masa Tumbuh Kembang Anak

8 Juli 2022   10:44 Diperbarui: 8 Juli 2022   15:12 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Freepik

Sudah tidak bisa dipungkiri lagi kalau kebutuhan manusia untuk bisa menjalani hidup sudah berkembang dari masa ke masa, bila kita semua tahu tentang tiga kebutuhan dasar hidup manusia yakni sandang, pangan dan papan.

Mungkin kalau untuk zaman sekarang bisa ditambahkan lagi dengan gadget ya, entah itu smartphone, tab, apapun itu sepertinya memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi kalau gadget sudah menjadi bagian dari keseharian kita dan hal itu bukan lagi pilihan melainkan sudah menjadi suatu tuntutan.

Kita bisa lihat di mana-mana hampir semua orang mempunyai gadget, mari kita persempit dengan penggunaan handphone saja, bila dulu hanya orang-orang kaya saja yang bisa membeli handphone.

Sekarang hampir semua orang dari berbagai kalangan dan latar belakang pasti mempunyai handphone, tidak hanya handphone biasa, bahkan smartphone. 

Perkembangan teknologi yang sangat pesat dan tidak terbendung lagi membuat para raksasa teknologi berlomba-lomba mengeluarkan produk smartphone dengan harga yang terjangkau dan spec yang mumpuni karena melihat demand akan smartphone ini akan terus berlanjut karena semua fasilitas penunjang dan jawaban-jawaban dari permasalahan hidup di zaman modern ini semua ada di platform digital dan tools yang sangat handy dan simple digunakan ya pasti smartphone.

Mungkin kita pernah berpikir bahwa smartphone hanya digunakan dan dijangkau oleh kalangan-kalangan tertentu saja seperti pelajar, karyawan, pengusaha dan orang-orang dengan kegiatan, jabatan dan posisi tertentu dalam tatanan masyarakat untuk menunjang kegiatannya.

Ternyata tidak juga, smartphone tidak hanya sebagai alat bantu tetapi juga banyak peranan yang bisa ditawrakan seperti hiburan, pembelajaran, media komunikasi dan masih banyak kegunaan lainnya baik itu positif maupun negatif.

Pro dan kontra gadget dalam dunia parenting

Salah satu yang paling banyak disentil di berbagai forum atau thread parenting online salah satunya juga tentang sudut pandang atau bagaimana mem-positioning gadget dalam masa tumbuh kembang anak. 

Bila kita lihat banyak sekali pro dan kontra dalam mengenalkan gadget di usia dini pada anak, bahkan tidak jarang juga terjadi fenomena saling serang antar kedua kubu yang tentunya sudah tidak asing lagi bukan di dunia sosial media ini? 

Banyak pendapat yang pro menganggap boleh-boleh saja dan sah saja mengenalkan gadget kepada anak asalkan tidak berlebihan, yang satu lagi lebih ekstrim bahwa sebaiknya tidak boleh sama sekali mengenalkan gadget kepada anak dan menunggu dia besar saja supaya dalam masa golden age-nya yakni rentang usia 1-5 tahun anak tidak teracuni dengan gadget. 

Menanggapi kedua pendapat ini sebagai orang awam atau orang tua baru pasti sangat membingungkan, lalu kita harus merujuk yang mana? Intinya boleh atau tidak? 

Sehingga tidak jarang bagi kita yang notabene senang menjadi follower yang akan ikut-ikut saja yang mana yang mau diikuti.

Bila ikut yang pro, kita akan menyalahkan yang kontra dan sebaliknya sehingga timbul pemikiran atau prasangka bahwa orang yang tidak sependapat dengan pandangan kita berarti mereka gagal dalam menjalankan peran parenting sebagai orang tua dalam mendidik anak.

Dan tidak kita sadari hal ini juga akan menjadi boomerang bagi diri kita karena kita merasa yang paling paham dan benar dalam urusan parenting berdasarkan referensi dan studi-studi yang sudah kita kuasai.

Lalu bagaimana harus memperlakukan gadget pada anak?

Banyak orang tua yang mengeluh anaknya tidak bisa lepas dari gadget, setiap hari selalu nonton tayangan-tayangan seperti Upin Ipin, Cocomelon, Babybus, Pinkfong dan masih banyak lagi tayangan-tayangan terutama di platform Youtube yang memang dibuat untuk anak-anak. Lalu apakah anak-anak salah menonton tayangan tersebut? 

Tentu saja tidak karena mereka hanyalah anak- anak, mereka sangat responsif, bila diberi tayangan atau tontonan untuk ditonton ya mereka akan menontonnya apalagi bila mereka suka dengan tontonan itu mereka akan terus menontonnya karena anak-anak mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.

Dan memang di usia-usia golden age itu, mereka sedang berada di fase excited untuk mengeksplorasi dunia di luar dirinya sendiri, jadi stimulus apa yang diberikan orang tua ya itu yang akan mereka eksplorasi. Lantas berarti salah orang tuanya dong? Well bisa iya bisa juga tidak, loh kok bisa? 

Ya karena kalau kita sudah berbicara gadget dan anak kita harus tentukan dulu sudut pandangnya, karena hal ini pasti juga akan terkait dengan banyak hal tidak hanya gadget dan anak itu sendiri.

Namun juga ada variabel peran orang tua, kualitas tayangan, isi konten tayangan, industri yang ada di baliknya dan banyak hal lainnya yang terkait.

Jadi dalam memandang sesuatu kita tidak bisa saklek dan menjustifikasi atau menggeneralisasi semuanya, harus dibuat border atau batasan paradigma agar tidak melebar ke mana-mana. 

Jadi bila kembali ke pertanyaan salahkah orang tua yang mengenalkan gadget atau memberikan tontonan-tontonan YouTube kepada anak-anaknya? 

Maka jawabannya sangat moderat, yakni tergantung, tergantung apa tujuannya? Tergantung konten apa yang ditonton anak? Tergantung dari hasil menonton tayangan itu apa output-nya yang bisa kita lihat dari anak? 

Bila kita sebagai orang tua memberikan gadget atau tayangan kepada anak dengan tujuan untuk escape atau exit dari hal-hal yang seharusnya kita sebagai orang tua lakukan ke anak maka hal itu salah karena kita bisa disebut cheating atau mencurangi anak dan berkilah dari tanggung jawab.

Namun bila kita memberikan anak tayangan atau tontonan dengan tujuan untuk sekedar hiburan agar tidak bosan bahkan ada hal yang bisa dipelajari dari tayangan tersebut ya, why not? Maka yang selanjutnya harus diantisipasi orang tua adalah kita berbicara kadar dan frekuensi konsumsinya.

Orang tua harus bijak dan fleksibel

Memang kalau berbicara tentang parenting dan prinsip dalam mengasuh anak itu sudah masuk ranah pribadi masing-masing orang tua, dan setiap orang tua memunyai prinsip dan tata cara yang berbeda-beda dan itu tidak apa-apa.

Berbeda itu bukan berarti lantas kita saling judging siapa yang benar dan siapa yang salah. 

Pun dengan masalah gadget ini, mungkin di zaman orang tua kita dahulu mereka belum dihadapkan pada fenomena dan kemajuan teknologi yang sepesat sekarang sehingga kita sebagai orang tua modern kurang mendapat contoh dan referensi real dari yang sudah pernah mengalaminya, jadi sebenarnya kita semua ini juga sedang belajar. 

Zaman modern ini menuntut kita sebagai orang tua untuk lebih bisa fleksibel dan mengikuti alur perkembangan zaman, janganlah menolak mentah-mentah namun kita harus bisa berakselerasi dan mengimbanginya.

Ironinya saat kita melarang anak-anak bermain gadget dengan tujuan mendidik atau mendisiplinkan mereka, namun setiap hari juga mereka melihat orang tuanya memegang dan mengutak atik gadget, entah itu itu hanya sekedar mengecek dan membalas pesan WhatsApp yang masuk atau sekedar melihat notifikasi.

Jadi ya vice versa, bila memang dari awal kita berprinsip no gadget sama sekali, ya setidaknya saat ada anak jangan sampai anak juga melihat kita memegang gadget, fair enough kan? 

Ini menjadi tidak jauh berbeda dengan idiom orang tua menyuruh anak belajar namun di waktu yang bersamaan orang tua menonton TV saat anaknya belajar. 

Pun saat kita mati-matian menjauhkan gadget dari anak-anak sedari dini, saat masuk sekolah, bahkan TK saja beberapa sekolah juga menggunakan tab untuk sarana belajar mengajar atau bila kita melihat pandemi kemarin bagaimana sekolah bertransformasi serba online dan bahkan menggunakan gadget sudah menjadi kewajiban untuk melakukan daring. 

Jadi, marilah kita bijak, membuat anak steril dari pengaruh teknologi hanya masalah menunggu waktu saja anak-anak kita akan terpapar nantinya, namun mengawasi penggunaannya dengan bijak dan disiplin sejak dini akan membuat anak-anak kita mempunyai filter.

Mereka mungkin tidak steril tapi mereka mempunyai filter dan tahu bagaimana harus memperlakukan gadget dan untuk apa, tentu peranan orang tua juga sangat diperlukan dalam hal ini, pengawalan orang tua dalam memberikan tayangan dan juga disiplin waktu dalam bermain gadget itulah ranah yang harus dieksplor orang tua. 

Seperti kata pepatah, orang yang bisa survive dari perubahan dan perkembangan zaman bukanlah orang yang paling pintar melainkan orang yang paling bisa beradaptasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun