Mohon tunggu...
Umi Fitria
Umi Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary Me

Seorang Ibu, wanita, teman, partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. visit my blog on https://www.simpelmommy.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pentingnya Pendidikan Keuangan Sejak Dini

4 Februari 2022   10:13 Diperbarui: 5 Februari 2022   12:20 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi merencanakan keuangan | Photo by Freepik

Sejak pandemi menyerang pada Maret 2020, dunia media kita banyak dihiasi berita-berita mengenai pemutusan hubungan kerja, banyaknya usaha kecil menengah yang gulung tikar, dan ekonomi negara yang memburuk akibat imbas dari pembatasan pergerakan di ruang publik. 

Hal ini tentu berimbas juga pada angka pengangguran yang semakin bertambah dan seperti yang kita semua tahu banyak masalah bermunculan mulai dari skala pribadi, keluarga sampai ke ranah yang lebih besar.

Salah satu yang sangat berdampak dari pandemi ini adalah di sektor keuangan. Banyak dari kita seperti disadarkan semenjak pandemi ini bahwa mempunyai dana darurat atau cash liquid yang cukup di tabungan sangatlah penting. 

Hal ini juga didukung dengan semakin gencar nya para influencer di bidang personal finance untuk mengkampanyekan pentingnya mengelola keuangan secara sehat, yang mana hal ini sangat bagus untuk membuka pengetahuan literasi keuangan masyarakat.

Kembali ke ranah pribadi dan keluarga, selama ini bila kita cermati, pengetahuan tentang pengelolaan keuangan pribadi sangat jarang kita temui dibahas di dalam keluarga-keluarga kecil, mungkin ada beberapa, namun bila dibandingkan dengan mayoritas sepertinya sangat sedikit, apalagi di sekolah, hampir tidak ada pelajaran keterampilan mengelola keuangan pribadi. 

Di dalam budaya dan kehidupan msyarakat kita, pembahasan mengenai uang selalu dianggap tabu bahkan tidak etis dibicarakan, bahkan beberapa orang mungkin beranggapan bahwa kalau sudah menyentuh ranah uang janganlah dikulik-kulik atau diungkit- ungkit, biarkan saja tidak usah diperdebatkan.

Pola pikir seperti itu yang membuat lingkaran masalah yang berkaitan dengan uang menjadi siklus yang tidak bisa diputus karena kita akan keluar masuk masalah yang sama, yang apabila kita tarik benang merah, sebenarnya adalah karena kurangnya wawasan literasi keuangan, sehingga melahirkan pola pikir yang keliru tentang bagaimana menyikapi dan menggunakan uang.

Literasi keuangan adalah kunci untuk memutus siklus tak berujung masalah keuangan.

Dengan mempunyai literasi keuangan yang baik, maka kita menjadi sadar sepenuhnya saat akan menggunakan uang. Kita tidak akan sembarangan dan mengikuti arus saat mempunyai uang karena semua akan kita pertimbangkan baik-baik.

Pentingnya pengetahuan tentang personal finance ini seharusnya sudah mulai diajarkan sejak dini dalam lingkungan keluarga.

Dari kecil orang tua kita sudah mengajari pentingnya menabung, namun untuk membangun kebiasaan menabung dari kecil juga perlu pendampingan.

Kita tidak bisa hanya menyuruh atau memberi tahu anak supaya rajin menabung bila anak tidak merasakan pengalaman menabung yang menyenangkan dan berdampak bagi mereka, nah di sini lah pentin nya pendampingan oleh orang tua.

Saat anak merasakan langsung pengalaman dan manfaat menabung, pengalaman inilah yang menjadi bekal mereka dan menjadi cikal bakal tumbuhnya habit menabung dalam diri mereka.

Lebih bagus lagi bila orang tua juga mencontohkan perilaku menabung dan pengelolaan keuangan yang baik kepada anak, sehingga anak mendapat kan role model yang bagus dalam hal pengelolaan keuangan dari dalam keluarga, begitu besarnya peranan keluarga dalam hal ini. 

Namun sebaliknya, bila orang tua kurang mendapat literasi keuangan yang baik, akan sanga sulit mengajarkan anak untuk mengelola keuangan dengan baik pula karena mindset orang tua nya sendiri belum terbentuk.

Jadi, untuk kita para orang tua, yang pertama harus dilakukan adalah belajar dan belajar, meng-upgrade pengetahuan kita tentang literasi keuangan, tidak ada kata terlambat untuk belajar. 

Kedua adalah willing atau kemauan untuk menerakan hasil belajar, jangan sampai apa yang sudah dipelajari hanya sebatas teori saja, karena berbicara masalah keuangan, psikologi manusia tentang uang ini sangatlah emosional.

Kita bisa belajar sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, namun banyak juga yang gagal dalam menerapkan di kehidupan nyata. 

Dengan banyaknya informasi seperti sekarang, banyak hal yang bisa kita pelajari, kuncinya adalah mau atau tidak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun