Sebagian dari kita mungkin merasa bosan, hal yang tidak biasa telah mengusik kehidupan. Awalnya kuliah tatap muka tapi sudah dua tahun lamanya, harus online. Baik dari rapat, organisasi maupun aktifitas lainnya. Baik dari hal yang kecil sampai yang menjadi besar di gantikan menjadi serba online.
Lagi lagi, kabar mengejutkan bertaburan bagaikan debu yang sudah lumrah dipandang mata, bahkan terasa sepat jika mengenakan mata. seolah-olah dunia ini gelap tanpa cahaya, melihat pandemi yang keadaannya masih sama tanpa perubahannya.
Melelahkan?
Tentunya...
Menjengkelkan?
Pastinya...
Apa itu?
Daringlah sasaran nya...
Iya sebut saja daring, bahkan mahasiswa baru saat ini jika harus mendengarkan kata-kata itu, sudah langsung muncul kemalasan, rasanya loyo begitu mengenaskan, pengen cepet-cepet pandemi ini berakhir. Itulah harapan semua mahasiswa dan mungkin saja cita-cita dari lapisan masyarakat seluruh dunia.
Merasa lelah akan dirumah, yang tadinya bisa berkumpul bersama keluarga, Sahabat, teman sekarang jadi lebih terkurung bagaikan dipenjara tiap hari hanya makan tidur, bangun, mainan handphone, esok harinya hanya mengulangi kegiatan seperti itu lagi.
Pandemi ini bukan hanya melanda kita saja kok, tapi melanda banyak manusia yang bahkan di seluruh dunia, ikut gempar merasakan ketidak nyamanan mereka ketika menghadapi kuliah online.
Kata mahasiswa "Kuliah online itu bikin pusing." Tuturnya. Padahal tidak seperti itu, Kuliah online itu sudah menjadi kebijakan dari pemerintah agar kita tetap berada dirumah, untuk memutuskan rantai penularan Covid-19.
Kalau kita tidak berada dirumah, maka yang ada kamu akan terpapar virus ganas yang mematikan. Apa nunggu kamu terpapar dulu baru percaya keganasannya? Tidak mau kan, tanpa dibuktikan saja kematian sudah merajalela dimana-mana.
Mungkin ini bukan hal yang mudah kan bagi kita? apa lagi untuk mahasiswa baru seperti kalian angkatan (2021), yang kabarnya akan melaksanakan PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan).
Mungkin keinginan kita selalu egois menginginkan untuk bisa tatap muka, tapi coba mari kira fikirkan kembali, bahwa sebenarnya tidak ada suatu aturan, yang ditentukan pemerintah tanpa alasan dan tujuan, pada intinya semua ini demi kebaikan kita, kalau melanggar yang ada musibah akan datang tidak terduga.
Seperti halnya aturan di jalan raya, ketika kamu diberikan peringatan untuk memakai helm saat mengendarai sepeda motor, itu semua demi keselamatan kamu bukan? Agar kamu bisa berjalan sampai tujuan dengan selamat, jika terjadi tabrakan mungkin tidak begitu parah, karena kamu sudah mematuhi lalu lintas dengan baik dan benar. Coba saja kalau kamu tidak mematuhi aturan, yang ada mungkin ketika kalian terjatuh akan pecah kepala kalian.
Begitupun dengan pandemi, jika kalian melanggar protokol kesehatan dan tidak mematuhi aturan, maka akan terjadi sesuatu yang datang kepadamu sakit atau bisa saja kematian.
Beruntung kalian masih mematuhi aturan, demi keselamatan kalian. Andai jika kalian menjadi posisi mereka para medis mungkin ketakutan dan rasa khawatir akan menghantuimu, bahkan ada yang sampai harus rela kehilangan keluarganya untuk selamanya.
Jadi selagi kita masih berada dirumah pastikan saja bahwa kita akan aman, jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan. Mau bagaimana pun, kondisi pandemi atau tatap muka sebenarnya baik kok. Kenapa kok malah baik?
Jadi contohnya seperti ini.
1. Ketika tatap muka mungkin orang yang tadinya berada di perantauan, tidak bisa kumpul bareng keluarga. Tapi ketika pandemi, mereka bisa kuliah online bareng keluarga.
2. Mungkin yang awalnya kita selalu kehabisan stok makanan saat dikosan, sibuk sana sini nyari hutang, dan bingung bayar kosan. Siapa sangka saat pandemi justru kita bisa serba kecukupan makan bareng keluarga, tidak lagi memikirkan uang kosan dan makan palingan hanya memikirkan untuk beli uang pulsa internet saja.
3. Bagi mahasiswa baru, yang mungkin tadinya PBAK itu di laksanakan tatap muka, dengan moment yang begitu berharga (kalau menjadi kenangan, tapi kalau di jalani) momen itu jadi tidak mengenakan hehe. Harus panasan, dan duduk seharian. Tapi kalau Online enak, bisa disambi dan disandingkan, tanpa perlu susah payah panasanan dan duduk seharian.
Mungkin itulah yang menjadi harapan mahasiswa baru seperti kalian, menginginkan PBAK tatap muka saja, ketimbang PBAK online Begitupun harapan mahasiswa lama dan dosen-dosen kita, yang sudah menghadapi situasi dan kondisi ini lebih lama, tentunya itu harapan berharga bagi kita semua.
Tapi tidak perlu lagi kita bersedih hati, karena pandemi ini hanya sekadar mampir, bukan menetap. Percayalah apa yang kamu alami, sulit dan Susahnya menjalani aktifitas selama pandemi, mungkin moment seperti ini akan terasa sulit dijalani tapi akan indah di ingat ketika sudah menjadi kenangan, bahkan akan menjadi sejarah yang tidak akan terlupakan. @umisa._
Ayoklah bangkit.
Ayoklah semangat.
Kita pasti bisa melalui ini semua, apa lagi jika kita lalui secara bersama penuh semangat, maka kekuatan kita akan semakin kuat dan ketika dijalani akan terasa nikmat
.
.
.
Referensi:
Ide dari Penulis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI