Oleh : Umi Kulsum
April membelah hati
Terdengar tangisnya sungguh menyayat hati
Terucap dalam diri
Airnya mengalir deras ketika beradu pandang
Sesak di dada terbayang bayang
Luka tak terkira kisana
Merah mata ingin bertanya
Adakah api amarahmu?
Namun kau tetap membisu
Diiringi dengan muka masam tak menentu
Air mata tumpah
Hati inipun berbenah
Meluruskan tekad penuh
Membuang jauh pikiran peluh
Terdiam, sepi ,membiru dalam kalbu
Kehadiranmu sudah lama kutunggu
Penantian panjang penuh perjuangan
Terharu menatap hadir dalam pelukan
Sendu sedan kumenyentuhmu
Sentuhan hangat yang kau berikan
Membuatku terpana olehmu
Senandung balada tentang cakrawala
Membuka halaman baru
Dalam buku akbar kehidupanaku
Kebumen, 22 April 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H