Saat melaksanakan salat, seluruh aspek kesehatan (lahir, metal, pikir) bersinergi secara harmonis. Dengan konsep diri berupa rukun atau tata gerakan salat itu sendiri, pikiran dan mental tertata sedemikian rupa sehingga perasaan batin menjadi lebih tenang, hening, dan khusyuk.Â
Dalam keadaan tenang gelombang otak manusia mencapai 8-12 gelombang per detik, yang merupakan saat paling optimal untuk memperbarui daya ingat jangka panjang kita. Bersamaan dengan itu otak memerlukan oksigen agar dapat bekerja dengan normal, tentunya hal ini berkaitan dengan erat dengan sujud yang mana manfaatnya untuk peredaran darah.Â
Ternyata Allah memerintahkan salat bukan untuk beribadah semata, melainkan untuk kemaslahatan hidup manusia itu sendiri. Menurut Prof. Hembing (ahli saraf Amerika) jantung mampu memompa darah sebanyak 20 % ke bagian otak dan sisanya 80% hanya dapat dipompa melalui sujud/ salat. Â Salat membuat seseorang sehat dan segar.Â
Salat menjadikan otak manusia luar biasa cerdas dan kuat. Orang yang meninggalkan salat berarti merusak fisiknya juga menzalimi dirinya sendiri karena menimbulkan kerusakan yang ditandai dengan munculnya gejala-gejala seperti cepat pusing, sakit kepala, cepat marah, dan stres.
Pada akhirnya manusia itu tidak lepas dari usaha memperbaiki diri, apa yang kurang di hari kemarin harus lebih baik di esok hari. Apapun akivitasnya tentu berpikir positif akan lebih memacu semangat dibandingkan berpikir negatif, apapun masalahnya tentulah hati telah dirancang untuk menerima tekanan terberat sekalipun. Adalah jauh lebih baik menghadapi kenyataan-kenyataan di depan anda dibanding dengan rintangan-rintangan yang dibayangkan.
Bagian dari pemeliharaan diri agar motivasi tetap konstan adalah dengan menjadi jujur pada diri sendiri dan menyadari bahwa emosi, keadaan, dan disiplin kita semuanya akan merubah-ubah setiap waktu. Adalah sesuatu yang tidak dapat dielakan bahwa kita akan memiliki hari-hari yang buruk.
"Maka setelah kesulitan pasti ada kemudahan".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H