Mohon tunggu...
Vanessa Valentina
Vanessa Valentina Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Mampir sini sejenak istirahat dari beratnya hidup. Puisi ku ringan tak kan membebani hidupmu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Horror I Menjelang Subuh

20 Januari 2022   17:08 Diperbarui: 20 Januari 2022   17:15 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Udara pagi ini tak seperti biasanya. Mentari tak tampak menunjukan batang hidungnya. Langit masih di selimuti mendung. Pukul 9 pagi Rita masih tampak sibuk mengemasi barangnya untuk segera pindah ke rumah ibunya. Semenjak ayahnya tiada, Ibu Citra tinggal bersama anak ke duanya Selvi sedangkan Rita dan keluarga kecilnya memilih membeli rumah tak jauh dari kediaman Bu Citra ibunya Rita. Karena Selvi hendak pindah ke Palembang untuk 2 sampai 3 tahun karena dipindah tugaskan ke sana Rita harus menggantikan sementara menemani ibunya.

Langkah Rita untuk mengambil keputusan pindah ke rumah Bu Citra dirasa berat. Sejak kecil Rita memiliki kelebihan untuk bisa merasakan gangguan dari kehadiran Jin. Rita tahu bahwa ayahnya sangat percaya dengan hal-hal yang berhubungan dengan klenik. Bahkan pada saat sakratul maut saja ayahnya sangat tersiksa sekali. Bagaikan mayat hidup ayah Rita sakit stroke dan beberapa komplikasi lainnya. Bu Citra harus memanggil Kyai yang bisa membantu melepaskan pegangan ayahnya Rita.

Selama tinggal di rumah yang ia tempati sejak kecil itu Rita sering sekali kehilangan barang. Sudah di cari kesana kemari tetap tidak ketemu namun saat tak terduga di tempat yang ia sudah cari sebelumnya tiba-tiba barang itu muncul. Kejadian ini sering dialami Rita. Bukan hanya Rita, adiknya Selvi dan Bu Citra pun mengalaminya. Yang lebih mengagetkan adalah gangguan itu terasa saat ada binatang melata seperti ular hitam beberapa kali masuk kerumah.

Rita menjelaskan pada suaminya kondisi sebenarnya rumah tersebut. Rita hanya khawatir pada anak-anaknya yang harus mengalami gangguan seperti itu. Namun dengan tersenyum Reza, suami Rita tersebut berkata "Niat kita mau ngurus ibu kan dek, udah fokus ke situ aja. Masalah gangguan seperti itu kita cuma bisa shalat dan doa." Ucapan Reza sedikit menenangkan Rita. Rita dan suami saat ini aktif menghadiri beberapa kajian-kajian islami. Suami Rita saat ini bekerja juga sebagai seorang guru di salah satu sekolah islami di dekat rumahnya Bu Citra.

Akhirnya hari itu tiba juga. Hari dimana Rita harus menemani ibu nya untuk tinggal bersama. Rita dan Reza bersama 3 anaknya pindah kerumah itu. Aisyah berusia 14 tahun, Rasyid berusia 10 tahun dan Ghafar berusia 7 tahun. Bu Citra pun menyambut kehadiran mereka. Hari itu menjadi hari tersibuk mereka. Rumah 1 lantai itu memiliki 4 kamar. 

Salah satu kamar dirumah itu adalah tempat yang dulunya ayah Rita gunakan untuk meletakkan barang-barang  ritualnya. Kini kamar tersebut di gunakan Rita dan Reza untuk tidur. Sebelumya kamar tersebut di ruqyah dan barang-barang di dalam nya di bakar oleh Reza. Reza juga mengecek setiap sudut rumah itu hingga ke atap. Reza khawatir ada barang tersisa yang membuat rumah itu jadi tempat bersemayam jin. Hal itu Reza lakukan setelah mengikuti saran salah satu ustadznya.

"Baca doa dulu dek sebelum masuk rumah" ucap Reza

Rita menganggukan kepala tanda setuju. Anak-anak Reza dan Rita masuk melihat-lihat kamar. Ukuran rumah yang di rasa cukup besar dari rumah mereka sebelumnya. Rita sudah mengatur posisi tidur anak-anak nya. Aisyah tidur sendiri dan 2 adiknya Rasyid dan Ghaffar dikamar berbeda tidur berdua dikasur terpisah.

"Ibu, kakak tidur sendiri kan? Ai tidur dikamar yang di cat hijau itu ya samping kamar eyang"

"Iya kakak Aisyah itu memang kamar untukmu,Ibu sama ayah dikamar depan ya yang dekat ruang tamu nah kalau Rasyid sama Ghaffar tidur dikamar samping kak Ai ya"

Sesegera mungkin mereka segera merapikan kamar sebelum melewati waktu maghrib.

"Masya Allah udah rapi semua capeknya kebayar ya bu lihat rapi gini" ujar Aisyah

"Ya sudah mandi dulu ndok habis itu kumpul makan sini eyang udah masak makan malam"

"Wah asyik,iya kami mandi dulu ya eyang" Jawab Ghaffar

Sambil menunggu anak-anak  selesai mandi dan shalat. Bu Citra ,Rita dan Reza duduk sambil berbincang. Bu Citra membuka pembicaraan terlebih dahulu

"Kamu bakar semua barang-barang ayahmu Rita?"

"Saya bu yang membakar,saya pikir buat apa barang-barang klenik itu ada di rumah." Jawab Reza

"Ibu sama Selvi ndak pernah buka kamar itu. Tadinya ibu pikir biar Aisyah yang tidur sama ibu. Kamu sama Reza tempatin kamar yang Aisyah tempatin"

"Ndak apa-apa bu, lagian semua ruangan kan jadi terpakai. Kalau di kosongin apa ndak malah banyak yang huni itu tempat" Jawab Rita

"Ibu sama Selvi sering denger suara manggil-manggil di dalem kamar itu" Jelas ibu

"Kalau aku sama mas Reza ndak buang barang-barang itu bu,sama saja kita musyrik bu." Jawab Rita

"Insya Allah ndak apa-apa bu." Sambung Reza

Bu Citra mengernyitkan dahi nya. Ada rasa khawatir dalam hati bu Citra. Menjelang subuh Reza sudah bangun terlebih dahulu. Setelah mengerjakan shalat tahajud ia bergegas membangunkan Rita istrinya untuk bersiap shalat subuh. Karena Rita sedang datang bulan Rita pun hanya membangunkan anak-anaknya. Aisyah dan Bu Citra mengerjakan shalat subuh di rumah sedangkan Reza dan kedua anak laki-lakinya di  masjid di dekat rumah mereka. Namun sebelum mereka selesai wudhu di rumah ada seseorang yang berkali-kali mengetuk pintu rumah mereka.

"Siapa bu yang pagi-pagi buta gini ketuk pintu?" Tanya Rita

"Ndak tau,ndak pernah ada yang ketuk pintu pagi buta begini kok." Jawab bu Citra

Reza segera membuka pintunya sekaligus bergegas menuju masjid. Namun pada saat di buka pintunya selalu tidak ada siapa-siapa. Reza dan kedua anaknya tetap berjalan menuju masjid. Dari luar pintu Reza memberitahu Rita.

"Ndak ada orang dek, aku pamit ya sama anak-anak. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam" Jawab dari dalam rumah.

Kejadian itu terus berulang setiap harinya. Keluarga Rita bahkan sampai heran sebenarnya siapa yang mengetuk pintu rumah mereka. Kejadian yang tidak lazim itu selalu di waktu yang sama. Menjelang Subuh. Sampai pada akhirnya mereka merasa terganggu. Dan segera berkonsultasi pada ustadz mereka. Keluarga Rita di sarankan memanggil tim ruqyah kerumah. Satu persatu yang tinggal di dalamnya di wawancara oleh tim ruqyah. Orang pertama yang di tanya adalah bu Citra.

"Memang kamar yang di pakai Rita dan Reza tidak pernah saya buka sejak ayah Rita wafat. Saya ndak berani sentuh barang-barang itu. Kamar itu suka di pakai ritual sama ayahnya Rita. Saya sama anak saya Selvi sering denger ada benda bergerak dan suara-suara manggil gitu. Saking takutnya saya sama Selvi tidur berdua di kamar saya." Jelas bu Citra pada ustadz Lukman salah satu tim ruqyah.

Aisyah punya cerita juga setelah beberapa minggu menempati rumah itu. Beberapakali saat Aisyah hendak ber muroja'ah Al-quran nya selalu hilang sampai 2 kali membeli yang baru. Bahkan Al-quran digital yang ia miliki di handphone pribadinya selalu terhapus dengan sendirinya. Awalnya Aisyah berpikir kehilangan tersebut hilang di sekolah atau tempat lainnya. Namun setelah ia coba letakkan di dalam lemari pun hilang.

Versi cerita Rasyid dan Ghaffar berbeda lagi. Mereka sering mendengar suara orang berjalan di ruang tamu. Tapi karna tidak berani maka mereka mengurungkan niatnya untuk melihat ke luar kamar. Sedangkan Rita dan Reza tidak pernah di ganggu apapun kecuali suara ketukan pintu pada saat menjelang subuh. Dan Rita juga menyambung cerita bu Citra bahwa beberapa kali ada hewan melata seperti ular hitam yang masuk kerumah sepeninggal ayahnya.

Di hari yang sama rumah itu segera di ruqyah. Bukannya tidak sanggup jika harus meruqyah sendiri. Rita,Reza dan semua penghuni rumah sudah menoba untuk meruqyah sendiri rumah itu. Namun tetap saja kejadian ini berulang setiap harinya. Setelah tim melakukan ruqyah salah satu penghuni rumah bereaksi akan bacaan ayat suci yang di bacakan.

"Pergi kalian ini rumahku. Aku di sini atas permintaan pemilik rumah ini. Tubuh ini ya tubuh ini aku diperintahkan menjaga tubuh ini. Aku turun temurun ada di keluarga ini. Pergi kalian." Hal yang tidak di duga adalah suara itu keluar dari Rita. Desisan ular setelah ia berteriak membuat para tim ruqyah yakin jika memang ada gangguan. Mata Rita membelalak. Ia terus berdesis sambal berteriak-teriak. Hijab panjang yang di kenakannya tersebut ia cabik-cabik sendiri. Bahkan Reza pun di cakar oleh Rita. Berkali-kali ia meminta agar mereka berhenti membacakan ayat-ayat suci. Setelah para tim ruqyah bertanya akhirnya ada cerita bahwa ular yang menjaga keluarga Rita itu turun temurun.

Jin yang ada di tubuh Rita ada sejak ia menempati kembali rumah itu. Kejadian kehilangan sampai ada yang berjalan adalah perbuatan Rita yang di gerakkan oleh jin. Dan mengetuk pintu adalah pekerjan jin itu sendiri. Akhirnya Rita sendiri yang harus di ruqyah untuk di sembuhkan. Rita pun kuat keinginannya untuk sembuh. Jin itu marah karena Rita dan suaminya menempati kamar tersebut dan membakar barang-barang tempat jin itu bersemayam.

Saat di rasuki Rita memang sedang datang bulan. Jadi mudah saja Rita di rasuki. Jin yang memasuki tubuh Rita akhirnya pergi setelah bersyahadat. Karena selama beberapa minggu jin itu terganggu karena bacaan ayat-ayat suci.

"Memang begitulah sifat jin. Bahkan ukhti Rita yang terlihat baik-baik saja pun dan kita semua tidak menyangka bahwa jin sedang merasuki tubuh ukhti Rita. Saya hanya berharap semua yang ada dirumah ini makin memperkuat ibadah dan dzikirnya. Insya Allah jika kuat imannya,itu akan meminimalisir gangguan jin. Dengan izin Allah jin itu pergi. Dan semua kembali kepada diri sendiri. Dalam Qs Asshad:77-83 Jin dan Syaitan di beri keleluasaan untuk bisa menggoda umat manusia. Oleh karenanya hedaklah kita jangan lengah terhadap gangguan dari jin." Ustadz Lukman mencoba menasihati keluarga Rita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun