Mohon tunggu...
Vanessa Valentina
Vanessa Valentina Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Mampir sini sejenak istirahat dari beratnya hidup. Puisi ku ringan tak kan membebani hidupmu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Engkau Sahabatku?

20 Januari 2022   11:51 Diperbarui: 20 Januari 2022   12:00 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Risa,Gimana kamu udah ajukan surat pengunduran diri belum. Ini Surat lamaran kerja mu belum ku serahkan ke bagian Personalia. Kalau kamu sudah serahkan surat pengunduran dirimu baru aku serahkan" Tulis Rena

"Iya Rena,rencana ku besok akan aku serahkan surat pengunduran diriku" jawab Larisa.

Tanpa berpikir panjang kembali Larisa  menyerahkan surat pengunduran dirinya tersebut ke atasannya. Ia tidak menghiraukan cerita Caca dan Miya. Ia berpikir Rena tidak akan berbuat buruk padanya. Ia mempercayai Rena. Larisa tampak mantap melangkah. Dengan tatapan nanar Miya dan Caca menggenggam tangan Larisa. Merasa khawatir apa yang di putuskan oleh Larisa adalah kesalahan fatal mengingat Larisa adalah tulang punggung keluarganya semenjak ayahnya tiada.

Seminggu berselang surat pengunduran diri Larisa, Rena seakan menghilang tanpa kabar. Larisa mencoba menghubungi namun selalu tak ada respon. Saat ini Larisa mulai cemas. Dan mulai berpikir "Apakah tindakannya benar? Mana mungkin Rena tega padaku? Ya Tuhan."

Larisa pun menjumpai Wisnu untuk memastikan kebenaran cerita itu. Ternyata apa yang di bicarakan dua orang temannya itu benar. Sampai Wisnu mengeluarkan ucapan yang membuat hati Larisa bersedih.

"Kalau menurut saya mba Larisa,mba Rena itu masih belum kelar sakit hatinya sama orang-orang di kantor ini. Karena yang aku denger dari temen nya kakak saya mba Rena tidak mau ada bekas karyawannya perusahaan kita yang masuk kesana. Mulutnya manis kalau di depan Personalia mba. Jadi intinya jangan terlalu percaya sama dia mba sekalipun deket sama mba. Saya sih bukan siapa siapa,tapi saya yakin penilaian saya benar." Jelas Wisnu pada Larisa

Saat ini Larisa merasakan kesedihan yang mendalam. Bagaimana tidak disisi lain Ia memiliki tanggung jawab yang besar untuk menafkahi keluarganya dan ia pun sudah terlanjur memberikan surat pengunduran diri ke kantornya. Perjuangan Larisa 10 tahun dikantor tersebut demi membahagiakan Ibu dan adiknya seakan sia-sia. Larisa menghubungi Setyo adiknya.

"Yo, Maafin mbak ya yo" Sambil menahan tangis dengan penuh lirih. Namun tangisnya tiba-tiba pecah. Lalu Larisa pun menceritakan semua kejadian yang ia alami.

"Udah mba,mba sudah cukup membahagiakan Tyo dan Ibu. Sekarang saat nya Tyo yang jaga Ibu dan Mba Larisa. Mba kan masih bisa cari pekerjaan yang lain kalau mba mau dan Tyo sudah semester akhir juga mba. Tyo sudah punya pekerjaan part time kok. Lumayan buat nambah biaya kuliah sama skripsi." Jawaban Setyo menenangkan hati Larisa.

Larisa tetap berusaha menghubungi Rena. Ia hanya ingin tahu kenapa melakukan hal itu padanya? Padahal Larisa sangat percaya pada Rena. Larisa merasa malu pada kedua temannya yang lain Miya dan Caca.

"Nasi sudah jadi bubur Risa. Begini teman yang baik itu tidak akan menjerumuskan temannya. Jadi kamu sudah mesti tau ya Risa membedakan mana yang beneran temen mu mana yang cuma mau memanfaatkan mu." Ucap Caca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun