Mohon tunggu...
Vanessa Valentina
Vanessa Valentina Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Mampir sini sejenak istirahat dari beratnya hidup. Puisi ku ringan tak kan membebani hidupmu.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Telemarketing, Pekerjaan yang Sering Dipandang Sebelah Mata

6 Januari 2022   20:15 Diperbarui: 7 Januari 2022   02:08 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi telemarketing | Sumber: Pexels/Mikhail Nilov

Dewasa ini seiring dengan perkembangan zaman sudah banyak perusahaan besar di Indonesia menggunakan jasa marketing online untuk memasarkan produk suatu perusahaan. 

Ada beberapa jenis jasa marketing online dimulai dengan iklan, digital marketing, e-commerce, telemarketing dan masih banyak lagi. 

Saat ini kita akan membahas salah satu dari jenis pekerjaan yang masih dipandang sebelah mata, yaitu telemarketing.

Tugas sebagai seorang telemarketing dipandang begitu mudah, padahal sebagai seorang telemarketing harus memiliki beberapa skill atau keahlian. 

Karena telemarketing melakukan pemasaran hanya melalui telepon. Ia harus berupaya untuk melakukan pemasaran tanpa bertatap muka secara langsung. 

Saat seorang telemarketing melakukan pekerjaannya suasana di hatinya harus bersemangat. Karena suara saat berbicara di telepon adalah modal utama seorang telemarketing. 

Terkadang sebagai seorang pekerja telemarketing mood mudah berubah, ditambah lagi dengan target yang luar biasa untuk telemarketing. 

Dikarenakan telemarketing bekerja di dalam kantor dan tidak memerlukan bertemu dengan calon customer, perusahaan menuntut lebih tinggi target dari telemarketing dibanding marketing di lapangan.

Perusahaan mungkin berpikir dengan telepon akan lebih mudah dalam menjangkau calon customer. Di sinilah seorang telemarketing dituntut untuk setiap saat meng upgrade skill atau keahlian mereka.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang telemarketing yang selalu dituntut achieveble :

1. Memahami Produk

Seorang telemarketing yang cerdas harus tahu betul apa produk yang ia tawarkan untuk calon customer. Ia harus selalu tepat sasaran untuk menjawab setiap pertanyaan calon customer. 

Ini membutuhkan daya ingat dan daya tangkap yang luar biasa, mengingat terkadang tak sedikit perusahaan menjual segala jenis produk yang dilakukan oleh satu divisi yaitu telemarketing. Hal ini dilakukan berdasarkan alasan efisiensi.

2. Menjaga Mood

Terkadang seorang telemarketing kesulitan untuk menjaga mood dalam bekerja. Mengapa? 

Jika harus melihat rekan sekerjanya berhasil closing atau mendapatkan customer terlebih dahulu, biasanya seorang telemarketing timbul keringat dingin karena khawatir belum closing. 

Ingat rejeki tidak ke mana, dan kalau harus dipanggil oleh atasan lalu ditanya mengapa belum closing, itu adalah resiko pekerjaan yang sudah diambil dan harus sudah harus siap apapun kondisinya.

3. Menentukan Tujuan Komunikasi Dua Arah

Sebagai tenaga penjual yang menawarkan produk, sudah tentu seorang telemarketing harus terlebih dahulu mengetahui kebutuhan dari si calon customer. 

Harus ada pembicaraan dua arah antara penjual dan pembeli. Usahakan jangan terkesan lebih menggurui. Karena karakter setiap calon customer berbeda-beda, maka seorang telemarketing wajib mengidentifikasi calon customer. 

Jangan juga sampai tenaga penjual malah mengikuti alur bicara calon customer, namun jangan lupa untuk memberi empati pada calon customer. 

Sesekali intermezo tidak mengapa, namun telemarketing harus bijak menentukan durasi waktu bicara dengan calon customer. Sekali lagi, ini untuk menekan biaya yang keluar oleh perusahaan untuk membayar telepon. 

4. Menjalin Hubungan Baik dengan Customer

Apabila berhasil dengan 2 hal di atas dan calon customer sudah menjadi customer, maka jalinlah hubungan yang baik. Ingat, seorang telemarketing membawa label untuk perusahaan. 

Di kemudian hari customer tersebut akan dihubungi kembali oleh rekan lain atau bahkan dengan Anda sendiri. 

Maka alangkah bijak jika sudah berhasil menjadi customer mengucapkan terima kasih dan mendoakan customer yang baik.

Dari ke empat hal di atas sudah menunjukan bagaimana seorang telemarketing harus memiliki kesabaran, kecerdasan dan skill komunikasi yang baik. Hal ini tentu tidaklah dimiliki oleh setiap individu namun bisa dipelajari. 

Seorang telemarketing yang berhasil tentunya sudah memiliki jam terbang yang tinggi dan itu mahal nilainya. Karena untuk mempelajari ilmu komunikasi saja seseorang harus berkuliah dulu hingga 3 sampai 4 tahun. 

Banyak yang melihat pekerjaan sebagai telemarketing adalah pekerjaan yang mudah. Tentu tidak. Mengapa? 

Selain empat hal di atas seorang telemarketing harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi. 

Ada contoh kasus seperti ini salah satu produk asuransi yang menawarkan kemudahan klaim saat penawaran, namun pada saat di lapangan ternyata tidak semudah yang dibicarakan lalu kemudian customer menyalahkan oknum telemarketing dan perusahaan tersebut kemudian customer mengirimkan surat pada lembaga perlindungan konsumen. 

Kejadian ini menjadi besar dan nama produk tersebut tidak lagi menjadi baik bagi calon customer. Ini akan menjadi tantangan tersendiri untuk seorang telemarketing meyakinkan calon customer untuk tertarik dengan produk yang ditawarkan.

Tak sedikit pula calon customer yang dengan tega langsung menutup telepon di awal saat tahu ada penawaran. Alangkah lebih bijak sebagai customer menolak secara halus. 

Bayangkan jika posisi telemarketing itu adalah Anda? Apakah Anda mau saat menguhubungi baik-baik lalu ditutup secara tidak sopan? Mungkin ada baiknya lakukan pencarian di google untuk search "Etika Bertelepon".

Sedikit saja pengetahuan terkait dengan dunia telemarketing. Semoga kita lebih bijak saat menjadi telemarketing dan calon customer, karena semua pekerjaan itu istimewa. 

Gaji telemarketing memang besar jika capai target, namun jika target tidak tercapai mereka dibayar dengan ucapan terima kasih saja.

Target yang ditentukan pun bukan sedikit, banyak perusahaan yang terkadang tidak memberikan target secara manusiawi dan achieveble. 

Jadi pentingnya saling menghargai dalam bidang apapun itu. Karena tanpa marketing baik itu iklan, digital marketing, e-commerce, telemarketing dan masih banyak lagi perusahaan bukan apa-apa jika bukan karena seseorang di balik pekerjaan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun