Apakah seluruh proses belajar mengajar yang dihayati siswa mengandung nilai yang menghargai proses ilmu pengetahuan dan tidak sekedar menguasai ilmu pengetahuan sebagai hasil? Atau apakah tolok ukur  keberhasilan belajar meliputi juga kemampuan proses?
Relevansi psikologis
Interpretasi kepenadan secara psikologis berhubungan dengan proses belajar mengajar sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Dari segi ini suatu proses belajar mengajar dianggap secara psikologis tidak penad kalau selama proses belajar mengajar siswa tidak memperoleh cukup tantangan untuk berpikir. Hakikat berpikir sebenarnya selalu berorientasi pada pemecahan masalah. Tanpa adanya masalah yang dipecahkan kemampuan berpikir peserta sukar  untuk berkembang. Wong (1974) mengatakan bahwa secara evolusioner berpikir adalah sarana penyesuaian untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi di lingkungannya. Bentuk yang sesuai untuk dikembangkan dari berpikir adalah scientific inquiry suatu bentuk reaksi manusia yang paling mangkus untuk menghadapi kesulitan dan berorientasi pada pemecahan masalah. Suatu proses pembinaan dianggap penad  secara psikologis kalau siswa dihadapkan pada pemecahan masalah dengan menggunakan paradigma ilmu pengetahuan. Untuk mengukur penad tidaknya suatu program secara spikologis, indikatornya adalah sebagai berikut:
Apakah siswa dalam proses belajar mengajar selalu dihadapkan pada masalah yang harus dipelajari?
Apakah kemampuan memecahkan masalah secara sistematis diberi nilai penghargaan?
Apakah cara guru menyajikan bahan ajar berorientasi kepada masalah atau berorientasi pada jawaban?
Relevansi sosial
Dimensi ketiga ini berkaitan dengan implementasi kedudukan dan fungsi penyelenggara sebagai lembaga sosial. Sebagai lembaga sosial Yayasan/pimpinan sekolah berfungsi menyosialisasikan nilai-nilai yang merupakan cita-cita masyarakat. Proses belajar mengajar dipandang penad jika siswa memperoleh kesempatan menghayati nilai-nilai yang dicita-citakan dalam proses pembinaan. Untuk mengukur penad tidaknya program secara sosial, indikatornya adalah:
Apakah nilai-nilai sosial yang dicita-citakan terkandung dalam situasi belajar mengajar?.
Apakah perilaku siswa dalam kaitan dengan nilai-nilai, termasuk interaksi dengan rekan dan guru terliput dalam unsur-unsur yang dinilai?
Apakah siswa memperoleh kesempatan untuk secara aktif terlibat dalam menghayati nilai-nilai tersebut?