Mohon tunggu...
Umayatul Azizah
Umayatul Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Tata Letak Gudang Produksi di PT. Nusantara Sejahtera Medica

16 Mei 2024   18:47 Diperbarui: 16 Mei 2024   19:02 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

TATA LETAK GUDANG PRODUKSI

 

Definisi tata letak secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi mengacu pada pengaturan dan penempatan fasilitas-fasilitas produksi secara sistematis. Menurut (Heizer & Render, 2015), menyatakan bahwa “tata letak merupakan suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi secara jangka panjang”.

Menurut (Chaerul, Arianto, & Bhirawa, 2021), tata letak adalah proses dalam menentukan bentuk serta fasilitas yang dapat membantu dalam menentukan efisiensi operasi ataupun produksi. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat (Purnomo, 2004).

Menurut Wignjosoebroto, (1996) dalam (Adiyanto & Clistia, 2020) tata letak fasilitas adalah suatu tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas produksi guna menunjang proses produksi.

Berdasarkan pada beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tata letak dalam konteks produksi adalah penempatan dan pengaturan fasilitas produksi secara sistematis untuk mengoptimalkan dan meningkatkan efisiensi proses produksi.

Gudang memainkan peran penting dalam mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan ruang penyimpanan. Menurut Kuswoyo (2015) dalam Fadhilah, dkk, (2022) menjelaskan bahwa “gudang adalah suatu fungsi penyimpanan macam jenis produk yang memiliki unit penyimpanan dalam jumlah maupun kecil dalam jangka waktu saat produk dihasilkan oleh pabrik dan saat produk dibutuhkan oleh pelanggan atau stasiun kerja dalam fasilitas produksi”.

Menurut (Isnaeni & Susanto, 2021), gudang adalah fasilitas khusus yang bersifat tetap yang diharapkan mampu mencapai target untuk pelayanan terhadap konsumen dengan meminimalkan biaya paling rendah. Fajri, (2021) mendeskripsikan gudang atau warehouse merupakan bagian dari logistik yang bertujuan untuk tempat penyimpanan produk-produk, bahan baku jadi, bahan baku setengah jadi, bahan baku mentah ataupun barang-barang lain yang perlu disimpan.

Berdasarkan pada pengertian gudang di atas, dapat disimpulkan bahwa gudang atau warehouse adalah bangunan yang difungsikan untuk tempat penyimpanan barang yang berperan penting dalam sistem logistik untuk menyimpan berbagai macam barang, baik itu bahan baku, barang dalam proses, maupun barang jadi dan memiliki tujuan untuk menjaga kualitas dan kuantitas barang, mencapai target pelayanan konsumen, dan meminimalkan biaya

Gudang memiliki banyak fungsi yang mana menurut (Arwani, 2009) peranan gudang dapat dikategorikan ke dalam tiga fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi penyimpanan (storage and movement)

Fungsi paling mendasar dari gudang adalah tempat penyimpanan barang, baik bahan mentah, setengah jadi, maupun barang jadi. Tujuan dari manajemen bagaimana menggunakan ruang (space) seoptimal mungkin untuk menyimpan produk dengan biaya tertentu.

2. Fungsi melayani permintaan pelanggan (order full filment)

Aktivitas menerima barang dari manufaktur atau supplier dan memenuhi permintaan dari cabang atau pelanggan menjadikan gudang sebagai fokus aktivitas logistik. Gudang berperan menyediakan pelayanan dengan menjamin ketersediaan produk dan siklus order yang reasonable. Sistem ini akan menurunkan biaya, karena pengiriman dari manufaktur bisa dibuat secara berkala, cukup dengan kuantitas truk atau mobil box. Dengan menyimpan stok dalam jumlah tertentu.

3. Fungsi distribusi dan konsolidasi (distribution and consolidation)

Fungsi distribusi ini menjadikan gudang sebagai kepanjangan tangan dari penjualan dan pemasaran dalam memastikan penyampaian produk dan informasi kepada pelanggan sebagai titik penjualan (point of sales). Fungsi ini tercipta sebagai akibat dari karakteristik biaya transportasi. Pengiriman dalam jumlah besar, secara ekonomis lebih murah biayanya dibanding pengiriman dengan skala lebih kecil. Dalam sistem tertentu, fungsi distribusi dan konsolidasi menjadi fungsi utama dari gudang distribusi

Proses produksi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan dalam membuat produk jadi. Produksi merupakan aktivitas untuk meningkatkan nilai masukan (input) menjadi keluaran (output) untuk menghasilkan sesuatu yang lebih berguna (Febriani & Nafiah, 2018). Sedangkan, proses adalah suatu prosedur yang terorganisasi untuk menyelesaikan aktivitas produksi (Febriani & Nafiah, 2018). Tahapan proses produksi di perusahaan dimulai dari pengadaan bahan baku, kemudian diolah menjadi produk jadi, dan diakhiri dengan pengemasan.

Menurut Nur dan Suyuti (2017:8) dalam (Wijayanti & Sunriwiyati, 2019) memaparkan bahwa proses produksi adalah proses pengubahan dari sumber daya produksi, khususnya pada bahan baku yang menjadi barang nyata atau sebuah produk.

Adji, (2022) menjelaskan bahwa proses produksi adalah kegiatan mentransformasikan berbagai masukan yang diperlukan agar menghasilkan berbagai masukan yang diperlukan agar menghasilkan keluaran yang diinginkan agar menghasilkan keluaran yang diinginkan yang mempunyai nilai tambah yang telah direncanakan dan dipengaruh oleh beberapa faktor di bawah pengawasan manajemen.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan proses produksi adalah suatu prosedur 14 terorganisasi yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output) untuk menciptakan nilai tambah yang diinginkan.

Menurut (Huda, 2020) terdapat beberapa macam jenis gudang, yaitu sebagai berikut:

1. Gudang pabrik (manufacturing plant warehouse)

Kegiatan di dalam gudang pabrik meliputi penerimaan dan penyimpanan material, pengambilan material, penyimpanan barang jadi ke gudang, transaksi internal gudang, dan pengiriman barang jadi ke central warehouse, distribution warehouse, atau langsung ke konsumen.

2. Gudang pokok (central warehouse)

Kegiatan di dalam gudang pokok adalah penerimaan barang jadi (dari central manufacturing warehouse, langsung dari pabrik atau supplier), penyimpanan barang yang diterima dari gudang, pengambilan dan persiapan barang yang akan dikirim dan pengiriman barang ke konsumen.

3. Gudang distribusi (distribution warehouse)

Kegiatan dalam gudang produksi adalah penerimaan barang jadi (central warehouse, pabrik, atau supplier), penyimpanan barang yang diterima dari gudang, pengambilan dan persiapan barang yang akan dikirim juga pengiriman barang ke konsumen. Terkadang juga distribution warehouse juga berfungsi sebagai central warehouse.

4. Gudang distribusi (retailer warehouse)

Merupakan gudang yang dimiliki toko yang langsung menjual barang/ produknya langsung kepada konsumen.

REFERENSI:

Adiyanto, O., & Clistia, A. F. (2020). Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi UKM Eko Bubut dengan Metode Computerized Relationship Layout Planning (CORELAP). JISI: Jurnal Integrasi Sistem Industri, 7(1), 49-56.

Adji, W. N. (2022). Pengendalian Kualitas Proses Produksi Konveksi Pada PT Kaosta Sukses Mulia. Jurnal Kewirausahaan, 8(4), 66-80.

Arwani, A. (2009). Warehouse Check Up: Menjadikan Gudang Sebagai. Keunggulan Kompetitif Melalui Audit Menyeluruh. Jakarta: Penerbit PPM.

Chaerul, A., Arianto, B., & Bhirawa, W. T. (2021). Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas di Café “home 232" Cinere. Jurnal Teknik Industri, 8(2), 142-158.

Fadhilah, F., Suryawan, R. F., Suryaningsih, L., & Lestari, L. (2022). Teori Gudang Digunakan Dalam Proses Pergudangan (Tinjauan Empat Aspek). Jurnal Transportasi, Logistik, dan Aviasi, 1(2), 153-156.

Fajri, A. (2021). Perancangan Relokasi Tata Letak Gudang Dengan Menggunakan Metode Systematic Layout Planning Pada PT. MKM. KRA-ITH Teknologi Jurnal Sains dan Teknologi, 5(1), 32-43.

Febriani, N. F., & Nafiah, R. (2018). Perbaikan Tata Letak Fasilitas untuk Efisiensi Pemindahan Bahan di PT. Adi Satria Abadi Yogyakarta. Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit, 17(1), 46-56.

Huda, N. (2020). Rancangan Tata Letak Gudang Dengan Penerapan Metode Shared Storage Guna Meningkatkan Efektivitas Penyimpanan Bahan Baku PT Papertech Indonesia Unit II Magelang. Universitas Muhammadiyah Magelang.

Heizer, J., & Render, B. (2015). Manajemen Operasi: Manajemen Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Jakarta: Salemba Empat.

Isnaeni, N. S., & Susanto, N. (2021). Penerapan Metode Class Based Storage Untuk Perbaikan Tata Letak Gudang Barang Jadi (Studi Kasus Gudang Barang Jadi 49 K PT Hartono Istana Teknologi). Industrial Engineering Online Journal, 10(3).

Purnomo, H. (2004). Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wijayanti, P., & Sunriwiyati, S. (2019). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Guna Memperlancar Proses Produksi dalam Memenuhi Permintaan Konsumen Pada UD Aura Kompos. Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN), 4(2), 179-190

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun