Mohon tunggu...
Umar Zidan
Umar Zidan Mohon Tunggu... wiraswasta -

I'm not a writer...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Manakala Matahari di Ujung Tanduk

23 Desember 2015   05:23 Diperbarui: 23 Desember 2015   08:26 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manakala Matahari Di Ujung Tanduk

[caption caption="Manakala Matahari Di Ujung Tanduk"][/caption]

Oktober dua bulan yang berlalu, masih terpatri kuat, emosi jiwa yang meletup
Ketika menatap tanah bunda yang indah bagai negeri semula tercipta
Terkepung asap pekat, mengotori lukisan alam, buah seni sang Pencipta
Dimana mata memandang, disana murka menghadang dan meradang

Tak berhenti sumpah serapah kami hamburkan, membuat hina mulut anak rantau
Tak lah kan sudi tuan kacau negeri elok bunda kandung kami,
Terhinakan asap rakus tuan, yang begitu angkuh melintas menebar racun
Manakala tuan tertawa membakar bumi, kala itulah tersengal nafas anak cucu bunda

Oii tuan siapalah dikau mengacau semua kilau berkah sang Pencipta
Pada surau kami
Pada danau kami
Pada ngalau kami

Amboi tuan, tuan tengoklah danau kami

[caption caption="Danau Singkarak 21 Oktober 2015"]

[/caption]

Tuan tengoklah juga laut kami

[caption caption="Pantai Padang 28 Oktober 2015"]

[/caption]
Lalu tuan tengoklah hutan kami

[caption caption="Kelok Sembilan 25 Oktober2015"]

[/caption]

Pandang pula asap tuan meruak sungai kami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun