Sekalipun kata ini sangat umum disampaikan, namun tidak sedikit yang masih salah dalam menerapkan sabar.
Sabar dalam Islam hanya berlaku pada segala kesungguhan jiwa dalam menekuni kebaikan dan kebenaran, meskipun kadangkala demi mempertahankannya harus bertaruh nyawa.
Jadi, perkara apapun selain yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan, bagaimanapun gigihnya tidak termasuk kategori sabar. Seperti dua insan yang berpacaran, lamanya mereka pacaran sampai pada hari pernikahan tidak bisa disebut sebagai kesabaran. Sebab pacaran saja sudah salah dan tentu dosa. Bagaimana mungkin orang yang berlama-lama dalam dosa bisa disebut sebagai sabar?
Sabar dalam Islam adalah upaya kuat dalam menahan diri dari melakukan hal-hal yang mengedepankan hawa nafsu. Seperti marah, yang penting beres, merendahkan orang lain atau apapun yang intinya tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Seringkali orang tidak sabar dalam hal mencari rizki, akhirnya mencuri, korupsi, mengurangi takaran. Bahkan sampai ada yang ikut membungakan uang pinjaman. Jika dinalar, mengapa itu semua dilakukan? Jawabannya tentu karena ingin cepat banyak uang atau ingin cepat kaya.
Seorang Muslim tidak boleh asal dapat, harus memperhatikan sumber dan caranya, halal atau tidak. Nah, ketika seorang Muslim menghalalkan segala cara maka dia sudah tidak sabar dalam menjaga imannya. Dan, ini adalah awal ketidakbaikan bagi masa depannya, baik dunia maupun akhirat.
Oleh karena itu, dalam posisi apapun kita saat ini, berapapun penghasilannya, sabar harus menjadi pilihan. Sebab, tidak ada jalan terbaik untuk sukses sejati di hadapan Ilahi, kecuali dengan bersabar.
Ketiga, tawakkal
Hidup ini ada yang mengatur, tidak semua yang direncanakan akan sesuai 100%. Ada yang tidak terealisasi bahkan ada yang sangat mengecewakan hati. Akan tetapi, sebagi Muslim kita tak perlu depresi atau frustasi. Serahkan saja semua kepada yang Maha Mengatur, Allah Ta'ala.
Tawakkal berarti menyerahkan setiap urusan yang kita jalani, meski itu telah kita upayakan dengan segenap daya ikhtiar dan doa. Dan, ini merupakan perintah dari-Nya;
"Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman." (QS: Al-Maidah [5]: 24).