Mohon tunggu...
umar aziz
umar aziz Mohon Tunggu... Editor - bantu like

bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tiga Perkara yang Tak Boleh Lemah Apalagi Hilang bagi Seorang Muslim

24 Februari 2021   17:56 Diperbarui: 24 Februari 2021   17:59 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertama, doa.

Doa merupakan permohonan seorang hamba kepada Allah Ta'ala yang memiliki kedudukan agung di sisi-Nya. Rasulullah bersabda, "Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah, selain daripada doa." (HR. Ibnu Majah).

Bahkan, sebaliknya, siapa yang tidak mau berdoa kepada Allah, sungguh kemurkaan-Nya pasti menghampiri kehidupannya. Rasul bersabda, "Siapa saja yang tidak mau memohon (sesuatu) kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya." (HR Tirmidzi).

Pertanyaanya kemudian adalah, apakah Allah akan mengabulkan doa kita? Jawabannya tentu saja iya. Hal ini termaktub dalam Al-Qur'an.

"(Dan) Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu." (QS. Al Mukmin [40] : 60).

Kemudian firman-Nya;

"(Dan) apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku." (QS: Al-Baqarah [2] : 186).

Tetapi, bagaimana dengan mereka yang sudah sekian lama berdoa, namun tak kunjung ada jawaban dari-Nya?

Sungguh Allah tidak akan menolak doa. Dalam konteks ini kita harus belajar bagaimana Nabi Ayyub tak berhenti berdoa, Nabi Zakaria, dan Nabi Ibrahim. Para Nabi itu diuji sangat berat, namun mereka tetap istiqomah berdoa kepada Allah Ta'ala semata.

Selain itu agar doa kita diterima oleh Allah Ta'ala kita harus memastikan setiap dari unsur-unsur keharaman. Karena makanan haram akan menyebabkan doa kita tertolak.

Kedua, sabar.

Sekalipun kata ini sangat umum disampaikan, namun tidak sedikit yang masih salah dalam menerapkan sabar.

Sabar dalam Islam hanya berlaku pada segala kesungguhan jiwa dalam menekuni kebaikan dan kebenaran, meskipun kadangkala demi mempertahankannya harus bertaruh nyawa.

Jadi, perkara apapun selain yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan, bagaimanapun gigihnya tidak termasuk kategori sabar. Seperti dua insan yang berpacaran, lamanya mereka pacaran sampai pada hari pernikahan tidak bisa disebut sebagai kesabaran. Sebab pacaran saja sudah salah dan tentu dosa. Bagaimana mungkin orang yang berlama-lama dalam dosa bisa disebut sebagai sabar?

Sabar dalam Islam adalah upaya kuat dalam menahan diri dari melakukan hal-hal yang mengedepankan hawa nafsu. Seperti marah, yang penting beres, merendahkan orang lain atau apapun yang intinya tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Seringkali orang tidak sabar dalam hal mencari rizki, akhirnya mencuri, korupsi, mengurangi takaran. Bahkan sampai ada yang ikut membungakan uang pinjaman. Jika dinalar, mengapa itu semua dilakukan? Jawabannya tentu karena ingin cepat banyak uang atau ingin cepat kaya.

Seorang Muslim tidak boleh asal dapat, harus memperhatikan sumber dan caranya, halal atau tidak. Nah, ketika seorang Muslim menghalalkan segala cara maka dia sudah tidak sabar dalam menjaga imannya. Dan, ini adalah awal ketidakbaikan bagi masa depannya, baik dunia maupun akhirat.

Oleh karena itu, dalam posisi apapun kita saat ini, berapapun penghasilannya, sabar harus menjadi pilihan. Sebab, tidak ada jalan terbaik untuk sukses sejati di hadapan Ilahi, kecuali dengan bersabar.

Ketiga, tawakkal

Hidup ini ada yang mengatur, tidak semua yang direncanakan akan sesuai 100%. Ada yang tidak terealisasi bahkan ada yang sangat mengecewakan hati. Akan tetapi, sebagi Muslim kita tak perlu depresi atau frustasi. Serahkan saja semua kepada yang Maha Mengatur, Allah Ta'ala.

Tawakkal berarti menyerahkan setiap urusan yang kita jalani, meski itu telah kita upayakan dengan segenap daya ikhtiar dan doa. Dan, ini merupakan perintah dari-Nya;

"Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman." (QS: Al-Maidah [5]: 24).

Dengan demikian, maka mari kita isi hari-hari kita dengan ikhtiar yang maksimal sembari terus menghidupkan doa, sabar dan tawakkal. Insya Allah kebaikan, kesuksesan dan kebahagiaan yang akan kita raih tidak saja di dunia tetapi juga di akhirat. Tidak saja bagi diri dan keluarga tetapi juga bagi umat manusia. Wallahu a'lam.

Umar_aziz

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun