Pendahuluan
      Tanggal 30 Desember 2024, Universitas Negeri Malang sebagai salah satu kampus penyelenggara PPG Prajabatan telah melaksanakan kegiatan Diklat Wawasan Kebangsaan (WKG). Diklat WKG merupakan serangkaian kegiatan dari program PPG Prajabatan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan membangun kesadaran tentang pentingnya cinta tanah air. Ada 5 topik yang dibahas dalam Diklat WKG ini diantaranya adalah kebinekaan global, kebinekaan Indonesia, berdamai dengan diri, keragaman di sekolah, dan menuju sekolah damai. Apa saja yang dipelajari dan bagaimana keseruannya? Berikut penjelasannya.
Kebinekaan Global "Dunia yang Berwarna"
Kebinekaan global membuka cara pandang terhadap keberagaman yang ada dalam diri manusia, sejatinya setiap manusia ingin diakui keberadaannya. Keberagaman suku, etnis, ras, budaya, sosial, maupun ekonomi bukan menjadi alasan bagi manusia untuk bersikap diskriminatif dan merasa paling baik ataupun sempurna. Keberagaman manusia menjadi dasar kebinekaan global dalam menciptakan dunia yang inklusif dan harmonis. Dalam konteks global, rasa kebinekaan penting dimiliki oleh setiap manusia sebagai makhluk sosial, membuka pandangan baru bahwa manusia memiliki ciri khas dan keberagaman sesuai dengan budaya tempat mereka tinggal. Kebinekaan global dalam topik pertama ini membuka pandangan dasar kita terhadap keberagaman yang ada dalam diri manusia secara global, dengan membangun rasa saling menghargai, toleransi dan berpikir terbuka terhadap perbedaan yang ada. Kebinekaan secara global mendorong terbentuknya sikap saling memahami dan menghargai perbedaan, mendukung terbentuknya kerukunan dan rasa saling menghormati dalam perbedaan.
Pada topik kebinekaan global kita belajar bahwa manusia itu sangat beragam, namun bukan menjadi suatu alasan untuk melakukan diskriminasi antar ras atau golongan. Pada dasarnya tidak ada manusia murni yang mewarisi DNA salah satu ras atau golongan. Hal ini membuktikan bahwa manusia pada dasarnya berbeda-beda, sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk berbuat diskriminatif terhadap sesama manusia. Upaya mempersiapkan diri dalam kebinekaan global bisa dilakukan dengan mengembangkan kemampuan diri dalam 4C meliputi Creativity, Communication, Critical Thinking, dan Collaboration sehingga kita bisa berpikir lebih terbuka terhadap keberagaman yang ada. Aspek tersebut mendorong individu untuk bersikap lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan yang dimiliki oleh setiap manusia, menekankan bahwa kita bisa bekerja sama, berkolaborasi, dan saling bertoleransi dalam perbedaan.
Kebinekaan Indonesia "Negeri penuh Harmoni"
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keberagaman luar biasa dalam budaya, suku, ras, dan kepercayaan. Keragaman ini menjadi kekayaan sekaligus kekuatan yang harus dijaga dan dihormati oleh setiap warganya. Dalam konteks pendidikan, kebinekaan Indonesia menjadi salah satu topik penting yang mengajarkan siswa untuk memahami dan menghargai perbedaan sebagai bagian dari usaha mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Proses ini dapat dimulai dengan mengamati keberagaman yang ada di lingkungan sekitar, seperti di sekolah. Dalam sebuah kelas, misalnya, siswa dapat menemukan berbagai perbedaan, mulai dari latar belakang daerah asal, bahasa yang digunakan, hingga tradisi dan kepercayaan yang dianut. Pengalaman ini membantu siswa memahami bahwa keberagaman adalah sesuatu yang alami dan menjadi bagian dari kehidupan bersama.
Memahami keberagaman di sekitar juga menjadi langkah penting untuk menciptakan kehidupan yang harmonis. Dengan berinteraksi secara aktif, siswa dapat belajar menghargai perbedaan dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama. Kegiatan seperti diskusi kelompok, perayaan hari besar nasional, atau program seni budaya di sekolah menjadi wadah untuk memperkuat rasa kebersamaan di tengah perbedaan. Melalui penanaman nilai toleransi dan empati, siswa tidak hanya belajar hidup berdampingan secara damai tetapi juga berkontribusi dalam menjaga persatuan bangsa. Jika keberagaman ini dirawat dengan baik, ia akan menjadi dasar yang kokoh untuk membangun masyarakat Indonesia yang sejahtera dan berkeadaban yang tinggi.
Berdamai dengan Diri "Damai Mulai dari Diri"
Identitas diri, identitas merupakan ciri-ciri khusus seseorang atau kelompok yang dapat membedakan dengan yang lain. Identitas diri berartikan ciri-ciri khusus yang kita miliki dan berbeda dengan lainnya, setiap orang memiliki identitas masing-masing bahkan setiap orang punya banyak identitas apalagi warga negara Indonesia yang memiliki beragam suku, ras, dan budaya, sehingga identitas dapat berupa apa saja, bisa memiliki suku yang sama, namun beda agama, ataupun memiliki agama yang sama namun beda suku. Identitas ada yang dapat kita bangun dan ciptakan, ada juga yang kita peroleh sejak lahir dan tidak dapat diubah maka dari itu identitas itu penting sekali bagi diri bahkan ada yang sangat tersinggung jika identitasnya direndahkan.
Identitas diri merupakan elemen yang penting agar kita mengetahui menjadi individu seperti apa. Setiap individu memiliki banyak identitas, baik yang diwariskan sejak lahir maupun yang terbentuk dari berbagai aspek, seperti suku, agama, bahasa hingga pengalaman hidup. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menghadapi situasi dimana identitas kita selalu diuji. Rasa tidak percaya diri akan identitas tertentu muncul karena pengaruh standar lingkungan sosial yang mungkin tidak sejalan dengan keunikan setiap individu. Contohnya standar kecantikan yang ditetapkan oleh lingkungan sekitar seperti tinggi, putih, bersih. Padahal, setiap orang memiliki keunikan yang tidak bisa disamakan dengan standar kecantikan yang dibuat oleh lingkungan.
Selain menerima identitas diri, penting bagi kita untuk menunjukkan welas asih terhadap diri sendiri. Berterima kasih atas pencapaian dan kelebihan yang dimiliki. Hal ini berfungsi untuk meningkatkan rasa percaya diri dan membantu kita lebih berdamai dengan segala kekurangan yang ada dan tidak merasa congkak dengan kelebihan yang dimiliki. Dengan memahami dan menerima identitas diri, kita jadi lebih menghargai atas semua hal yang dimiliki. Menjalani kehidupan dengan lebih bermakna tanpa takut dan khawatir pandangan orang lain tentang kita.
Keragaman di Sekolah "Sekolahku yang Bineka"
Menyambung dari ketiga topik di atas, pada topik keempat dalam konteks keragaman di sekolah dengan judul topik "Sekolahku yang Bineka" ini, membahas mengenai bagaimana sekolah menanggapi keragaman yang ada di dalamnya. Keragaman budaya, bahasa, maupun latar belakang, dapat mempengaruhi perbedaan karakteristik tiap-tiap individu. Perbedaan yang ada dapat menjadi konflik maupun sumber kekuatan pada sekolah tersebut. Mengarah pada permasalahan tersebut, di dalam topik ini, terdapat saran solusi untuk mengatasinya, yang meliputi contoh implementasi toleransi di sekolah melalui pengelolaan budaya sekolah, budaya kelas, dan kegiatan siswa, serta contoh aktivitas kebinekaan yang dapat dilakukan untuk memperkuat budaya sekolah. Selain itu, di dalam Topik 4 ini terdapat beberapa aktivitas yang dapat melatih kemampuan mahasiswa sebagai seorang calon guru untuk mengatasi perbedaan yang ada di sekolah.
Aktivitas yang pertama adalah "Bermain Peran", di mana dalam aktivitas ini mahasiswa diminta untuk memainkan peran sebagai kepala sekolah, ketua forum orangtua, pihak yayasan atau dinas, siswa, dan guru, dengan karakteristik yang berbeda-beda. Setelah semua anggota dalam kelompok mendapatkan perannya masing-masing, kemudian setiap kelompok diminta untuk membahas suatu kasus atau permasalahan, dengan bersikap sesuai karakteristik pada perannya masing-masing. Aktivitas ini dapat membuat mahasiswa belajar untuk menemukan suatu solusi dari permasalahan yang ada di sekolah dengan berbagai macam karakteristik serta opini dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Pada akhir materi, mahasiswa diminta untuk mengaplikasikan penguatan kebinekaan melalui praktik baik dengan membuat rencana program dalam bentuk aktivitas kebinekaan, baik di lingkup sekolah maupun kelas.
Menuju Sekolah Damai "Sekolahku yang Damai"
Pada topik menuju sekolah damai kita belajar bahwa pada setiap sekolah memiliki ancaman dan kerentanan. Ancaman dan kerentanan ini perlu untuk dipetakan terlebih dahulu, hal ini diperlukan sebagai suatu upaya menuju sekolah damai. Pemetaan ancaman dan kerentanan yang ada patut dianalisis dengan seksama. Pihak pemangku kepentingan diharapkan dapat memitigasi dengan baik, segala ancaman maupun kerentanan yang mungkin saja timbul di sekolah. Mitigasi ini dapat dilakukan dengan pemetaan kapasitas yang dimiliki oleh sekolah. Kapasitas ini dapat meliputi kolaborasi seluruh warga sekolah.
Ancaman adalah hal-hal yang dapat berpotensi untuk mengganggu lingkungan belajar dan kesejahteraan peserta didik, guru, serta staf sekolah. Ancaman dapat berasal dari luar sekolah .Potensi ancaman dapat dipetakan terlebih dahulu untuk memudahkan mitigasi.
Kerentanan sekolah mengacu pada seberapa besar tingkat paparan yang dialami oleh institusi pendidikan terhadap berbagai potensi ancaman atau bencana alam, buatan, maupun lainnya. Kerentanan ini begitu krusial karena berhubungan erat dengan keselamatan dan keamanan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar di lingkungan sekolah, yakni siswa, tenaga pendidik, serta semua fasilitas pelatihan yang ada. Dalam mengidentifikasi kerentanan, perlu diperhitungkan banyak faktor yang berpotensi mempengaruhi keberlangsungan operasional sekolah, mulai dari struktur fisik bangunan sekolah, letak geografis sekolah, hingga sarana evakuasi dan perlindungan yang terpadu.
Kapasitas sekolah sangat penting dalam mempersiapkan diri menghadapi berbagai risiko bencana yang dapat terjadi. Kapasitas ini mencakup kemampuan sekolah untuk tidak hanya mengurangi dampak buruk dari bencana tersebut, tetapi juga untuk merespons dengan cepat dan efisien ketika situasi darurat terjadi. Selain itu, kapasitas sekolah juga mencakup kemampuan untuk pulih dan memulihkan diri setelah bencana berlalu. Dengan meningkatkan kapasitasnya, sekolah dapat menjadi pusat perlindungan dan keselamatan bagi seluruh komunitas pendidikan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk terus mengembangkan kapasitasnya melalui berbagai pelatihan, simulasi, dan perencanaan bencana agar dapat memberikan perlindungan yang optimal bagi siswa dan staf pendidikan.
Risiko bencana di sekolah merupakan suatu situasi yang tersusun dari berbagai faktor, seperti ancaman yang mungkin muncul, tingkat kerentanan sekolah itu sendiri, serta sejauh mana kapasitas yang dimiliki sekolah untuk menghadapi ancaman tersebut. Dalam menghadapi risiko tersebut, mitigasi risiko menjadi langkah yang penting dan strategis, yang bisa dilakukan dengan berbagai cara yang tidak terbatas. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi kerentanan yang dimiliki oleh sekolah, contohnya dengan merenovasi atau memperkuat bangunan-bangunan di sekolah agar lebih tahan terhadap bencana.
Penutup
      Keragaman yang ada di dunia, negara, hingga ruang kelas patut menjadikan kita untuk bersatu untuk mewujudkan persatuan hingga pendidikan yang inklusif. Kegiatan ini diharapkan mahasiswa semakin dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air, menghargai perbedaan, dan bisa menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Wawasan kebinekaan global patut dimiliki oleh mahasiswa calon guru yang diharapkan dapat mendukung profesionalisme dalam kegiatan belajar dan mengajar kelak. Demikian refleksi dari Diklat WKG pada PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2024 di Universitas Negeri Malang, terima kasih atas waktu dan perhatiannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H