Karena bagi Wahabi, keimanan seseorang dapat terlihat dengan cara yang kasat mata. Seorang Muslim dapat menjadi objek penilaian publik hanya dengan mengamati kelakuan dan penampilannya.
Di dalam komunitas Wahabi---yang berjuang keras sebagai pengamal hukum Tuhan---adalah merupakan kewajiban setiap untuk "menjaga" kelakuan tetangganya dan menasihati mereka jika tersesat.
Untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat Muslim "bergabung" dalam kampanye "moral apa yang benar dan salah" maka muncullah para Mutawwin yaitu para sukalerawan dan yang patuh dan menjadi instrumen integral dalam gerakan Wahabi.
Mutawin bertugas sebagai "misionaris", pengatur moral publik, dan sebagai hakim publik untuk urusan agama yang berdakwah setiap Jum'at.
Para Mutawi ini bertugas untuk menceramahi bahkan menyeret bahu mereka untuk memaksanya agar Sholat. Sebagai tambahan, mereka juga bertanggung jawab untuk mengawasi penutupan toko pada waktu Sholat, kondisi moral publik seperti memainkan musik, merokok, meminum alkohol, memiliki rambut panjang (Untuk pria) dan tidak tertutup (Untuk wanita) dan berpakaian sesuai Syariat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H