Mohon tunggu...
Khoerul umam
Khoerul umam Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Syari'ah IAIN Purwokerto

Seorang mahasiswa semester 4 fakultas syariah IAIN Purwokerto dan pegiat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menghitung Penghasilan Pahlawan Pangan Indonesia (Petani)

22 Juni 2020   14:21 Diperbarui: 22 Juni 2020   14:25 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
petani (bangbangwetan.org)

Petani padi menjadi salah satu pahlawan pangan di negara Indonesia. Hal itu adalah sebuah keniscayaan, mengingat makanan pokok warga negara Indonesia adalah beras. Peran penting petani dalam menjaga stabilitas pangan Indonesia  tidak bisa digantikan.

Jika tidak ada petani padi secara otomatis bangsa Indonesia khususnya pemerintah akan mengimpor beras dari negara lain guna menutupi kebutuhan pangan Indonesia dan menjadikan impor sebagai sumber utama dan satu-satunya, akibatnya bisa kita tebak Bersama harga padi akan meroket dan tentu akan menyusahkan bangsa Indonesia khususnya masyarakat miskin.

Memang petani diharapkan sebagai sumber utama penghasil beras bagi bangsa Indonesia agar harga tidak naik dan kebutuhan masyarakat tercukupi, akan tetapi melihat pendapatan seorang petani seolah ada kata ketidakadilan yang menyergap. Pasalnya pendapatan yang didapat oleh petani tidak sebanding dengan peran dan kerja kerasnya.

Proses dan hambatan yang dilaluinya juga tidak sedikit. Mulai dari penanaman sampai panen memakan waktu sekitar 4 bulan yang di dalamnya terdapat proses-proses yang dipenuhi dengan rintangan dan cobaan sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah penghasilan seorang petani.

Proses awal dari penanaman padi adalah membuat papan sebaran, apa itu? Proses dimana membuat tempat penanaman benih padi agar dapat tumbuh. Petani menggunakan cangkul untuk mengumpulkan tanah menjadi berbentuk persegi Panjang dan diusahakan tingginya di atas rata-rata air disekitarnya, hal ini agar benih nantinya tidak terendam air dan bisa terkena matahari sehingga benih bisa tumbuh.

Setelah benih tumbuh sekitar 1 minggu, padi muda siap disebar ke tempat penanaman. Proses penanaman ini dinamakan sebagai ndaut. Dalam proses ndaut biasanya membutuhkan tenaga orang lain agar prosesnya berlangsung cepat, rata-rata untuk menyewa orang untuk ndaut membutuhkan sekitar 100 ribu.

Sebelum di tanam biasanya sawah akan dibajak menggunakan traktor, biaya yang diperlukan sekitar 150 ribu. Setelah sawah selesai dibajak proses selanjutnya ada penanaman, proses ini dinamakan sebagai tandur.

Tandur biasanya dilakukan oleh para ibu-ibu, bermodalkan 2 kayu yang saling diikatkan kemudian kayu tersebut ditancapkan di sisi sawah dan kayu yang lain di tancapkan di sisi yang lainnya, tali-tali ini berguna sebagai penunjuk bagi para ibu-ibu agar dalam menanam padi posisinya lurus sempurna.

Agar lebih memastikan tanamannya lurus, para ibu-ibu akan berjalan mundur. Proses ini akan membutuhkan sekitar 200 ribu untuk membayar tetangga yang ikut membantu.

Setelahnya padi akan berproses sampai siap di panen, eits selama proses menunggu ini, petani akan membersihkan rumput disekkitar tanaman padi atau biasa yang disebut matun. Selain itu, setiap bulan petani akan rajin memberikan obat pengusir hama karena memang banyak sekali hamanya. Jika di total sekitar 300 ribu.

Setelah 4 bulan berlangsung masa panen tiba, biasanya para tetangga akan ikut membantu memanen padi tersebut dan tentunya ada bayarannya, ukurannya unik jadi seberapapun dapatnya tetangga yang membantu haknya adalah seper-enam dari yang ia dapat. Rumus ini akan masuk pada penghitungan nanti. Ketika proses panen terkenal dengan istilah mbawon.

Para tetangga tadi akan memetik padi hanya berbekal celurit. Setelah dipotong cukup banyak lalu di kumpulkan dalam satu tempat untuk di gepyok (proses memisahkan padi dari batangnya) menggunakan bagreg (berbeuntuk seperti segitiga siku-siku ruang) setelah di gepyoki selanjutnya di bawa pulang dengan cara dimasukan karung terlebih dahulu lalu ditaruh di pundak untuk kemudian dibawa meninggalkan sawah, ya kalian tahu tentu melewati lumpur.

Ada beban berat di pundak yang dibawa melewati lumpur-lumpur yang tentu memberikan tantangan tersendiri apalagi banyak keong dibawahnya yang siap membelah kulit kaki para petani. Proses selanjutnya adalah pengeringan. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 3-4 hari jika cerah

Mari kita hitung penghasilan petani. Biasanya petani memiliki 100 ubin sawah, ketika panen akan menghasilkan 900 kg padi (bukan beras). Kemudian jumlah tersebut dikurangi seper-enam sebagai pembiayaan tetangga yang ikut mbawon, 900 x 1 : 6= 150 kg, berarti 900-150= 750 kg, selanjutnya dikurangi 10% untuk zakat, berarti 750-75= 675 kg hasil pengurangannya.

Selanjutnya kita konversikan menjadi nilai uang, harga padi oleh  pengepul hanya dihargai 4.400,  maka hasilnya 2.970.000, kemudian dikurangi untuk pembiayaan perawatan sawah sebesar 750 ribu, maka sisanya 2.220.000. itu hasil satu kali panen.

Dalam satu tahun hanya mampu panen dua kali karena kondisinya hanya memungkinkan dua kali, maka 2.220.000 dikali dua sebesar 4.440.000, jika kita bagi 12 sesuai dengan jumlah bulan, maka penghasilan petani hanya 370.000. bukan pembayaran yang manusiawi sebenarnya, tapi itulah realita.

Petani bukan pejabat pertanian sehingga tidak ada tunjangan gajian, apalagi tunjangan pensiun. Sedikit saran buat pemerintah agar bisa memberikan perhatian sedikit untuk petani konvesional, jika tidak mampu memberi tunjangan setidaknya memberikan alat pertanian bagi petani konvesional miskin. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun