Bikir melongo.
"Salah agamanya apa pemuka agamanya Kir, kalo dilihat-kan benar-kan, setiap agama bilang, maling itu dosa, bunuh orang itu dosa, harus saling sayang menyayangi, menghormati, sopan, pokoknya semuaaaaaaaaaaaaaaa yang baik-baik Kir, tapi waktu tersinggung itu lho Kir, kok perilakunya jadi ga ada bagusnya ya Kir?
Kalau pemuka agamanya tidak mau disalahkan Kir, mungkin kesimpulannya, setiap manusia beragama itu punya bibit sakit jiwa, kumat kalau merasa tetangganya tidak sepaham dengan apa yang dia tahu dan yakini sebagai kebenaran, sakit jiwanya spesifik Kir, pokoknya kalau ga sama sama aku, sesat!
Obatnya apa Kir?"
Bikir melengos.
"Memang Tuhan itu ga tahu diri, mati-matian dibela, sampai umatnya mati beneran Kir, umat ini matiin umat yang itu, umat yang itu matiin umat yang ini, ya diam aja tuh, umat yang ini berdoa, - 'OOOOOOHHHHHH TUHAN, hari ini aku membela namaMu, aku rela mati, aku bunuh mereka itu, tolong lindungi aku Tuhan!' , umat yang sana juga berdoanya kurang lebih setali tiga uang, unda undi, becek juga darahnya.
Agamanya sebenarnya apa sih Tuhan itu Kir?"
Bikir menundukkan kepala, lalu geleng-geleng asoy.
"Apa Tuhan plin-plan ya Kir, sebentar agama ini, sebentar agama itu, kayaknya gitu ya Kir, kalau ngga kok masing-masing agama bisa yakin sekali kalau jalannya paling benar ya? Gimana itu Kir?"
GDUBRAAAAKKKKK!!!!
"PAAAAAAAaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkk!!!!! Pak!!!!!!!!, sampeyan mat kumat lageeeeeeeeeeee, mong ngomong sendere, *kesuambet untumu rontok tenan!!!!" teriak istri Bokir setelah melempar asbak yang mendarat kurang lebih 22 sentimeter disamping Bokir.