"Apa yang saya lakukan ketika saya kebingungan? Apa yang saya lakukan ketika berada di persimpangan?"
Memilih pekerjaan yang paling dicintai saat kita mengerjakannya memang jawaban termudah. "Kerjakanlah apa yang kau cintai" kira-kira seperti itu. Tapi bagaimana cara menemukan apa yang kita cintai?
. . . .
Saya buka buku, tidak bermaksud untuk mencari jawaban pertanyaan dia, hanya lebih ingin menjawab pertanyaan sendiri, "Proses apa yang saya lakukan ketika pencarian itu? Bisakah saya duplikasi kepadanya?"
Titik terang mulai muncul.
"Intuisi bukanlah mistik." Demikian ujar James Watson (pemenang Nobel dan rekan penemu DNA) suatu hari.
Jawabannya ternyata ada di dalam.
Dia bisa temukan keputusan apa yang paling tepat untuknya dengan mendengarkan intuisinya.
Kita hanya perlu menyempatkan diri untuk mendengarkan intuisi kita sendiri, sebelum mengambil keputusan. Untuk mengakses kebijakan intuitif kita, mungkin orang lain menyebutnya dengan bermeditasi. Tapi, kita juga dapat melakukan meditasi informal. Kuncinya adalah menyempatkan diri.
Saya biasanya melakukannya dengan mendengarkan gemericik air, atau mendengarkan suara khas bagaimana Bumi ini berputar ketika dini hari. Orang lain ada yang mengakses intuisinya dengan duduk di tepi air terjun, menatap lautan, mengamati awan berarak, memandang bintang, duduk di bawah pohon, merasakan hembusan angin, mendengarkan musik, joging, atau ketika menulis dalam catatan pribadinya.
Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan pada intuisi kita sendiri :
"Apa yang sebaiknya harus aku lakukan?"
"Apa aku sebaiknya menerima pekerjaan ini?"
"Bagaimana caranya?"
"Apa yang selanjutnya harus dilakukan?"