Sehingga besar insentif bagi Jerman untuk menekan harga nikel dengan hanya mengimpor bahan mentah, serta menghalangi berkembangnya industri pemrosesan nikel Indonesia, sebagai pemilik terbesar cadangan nikel global.Â
Karma Kemunafikan Jerman Berbalik
Mungkin terdengar kejam tapi adalah sebuah fakta bahwa, Indonesia adalah salah satu negara penerima manfaat terbesar terjadinya perang Ukraina-Russia 2022, bersama satu negara lainnya yaitu Paman Sam.
Russia Pemasok Utama Nikel dan Gas Murah Jerman
Perang tersebut telah mencekik Jerman dari pasokan gas murah Russia, yang sangat diperlukannya untuk menjaga daya saing industri Jerman.
Selain sebagai sumber energi, gas murah Russia juga diperlukan dalam berbagai proses industri Jerman, seperti dalam produksi gas hidrogen yang merupakan sebuah langkah vital untuk berbagai proses kimia lain.Â
"Dalam jangka panjang, Saya pikir satu-satunya jalan adalah perdamaian. Jika tidak ada perdamaian di Eropa, kita benar-benar dalam masalah. Dan Industri Jerman serta Eropa benar-benar dalam masalah besar." sebut Christof Gnther, CEO dari InfraLeuna, yang memiliki dan mengoperasikan infrastruktur di Kompleks Kimia Leuna, salah satu kompleks industri kimia terbesar di Jerman, pada reporter MarketWatch. Â
Perang Ukraina-Russia juga membuat Jerman kehilangan pemasok terbesar nikel dan paladium untuk industrinya melalui larangan ekspor bahan mentah Russia.
Kemunafikan Jerman Menurunkan Pengaruh dan Menjatuhkan Kepemimpinannya di Uni Eropa
Di satu sisi, Jerman menganggap dirinya sebagai negara demokratis, tapi di sisi lain ia sungkan membantu Ukraina, sebagai negara yang dijajah. Malah Jerman melalui pengaruhnya di Uni Eropa, mencoba meng-eksploitasi negara berkembang seperti Indonesia, demi memajukan industri domestiknya.Â
Karma kemunafikan geopolitik Jerman berbalik. Kesungkanan pemerintah Jerman untuk mempersenjatai Ukraina menghadapi invasi Russia 2022, telah membuatnya kehilangan pengaruh dan kepemimpinan atas negara anggota EU lainnya, terutama negara-negara di sisi timur Eropa.Â
Karma juga datang bersama larangan impor EU terhadap bahan mentah dan gas murah Russia ke Eropa, dimana keduanya adalah penting bagi daya saing industri Jerman. Akibatnya, profitabilitas industri Jerman pun turun. "Masih jalan, tapi fasilitas-fasilitasnya berjalan dengan profitabilitas buruk. Saya takut sepertinya sebagian besar darinya bahkan tidak menguntungkan saat ini," kata Christof Gunther dalam wawancara yang sama.
Leverage Diplomatis bagi Indonesia
Meminjam kata Bahasa Jerman, schadenfreude, atau kata Basa Jawa, syukurin!, Indonesia saat ini berada di atas Jerman akibat terjadinya perang Ukraina-Russia 2022. Bagaimana tidak? Pemasok nikel terbesar Jerman adalah Russia yang sekarang kena embargo dagang. Begitu pula pemasok terbesar minyak biji bunga matahari adalah Ukraina dan Russia yang sekarang dalam keadaan perang.
Dengan memanfaatkan pengaruh Indonesia di kancah internasional, sepertinya bukan tidak mungkin membalik posisi Indonesia yang kalah di putusan sengketa World Trade Organization (WTO) melalui jalur diplomatis lain dengan memanfaatkan dominasi Indonesia sebagai pemilik cadangan nikel terbesar.Â