"Tuhan adil. Tuhan memanggil Mama Papamu duluan itu karena Dia tahu kau masih punya Nenek. Dan Nenek akan menemanimu sampai dewasa nanti. Kau tak akan pernah sendiri!" Suara Nenek bergetar dan ia menciumi kening Nella.
 "Nenek..."
"Hapuslah airmatamu. Kita belum memasang pohon natal. Siapa tahu besok pagi hadiah dari santa claus sudah ada di pohon natal. Nanti pagi kita akan makan daging merayakan natal kita berdua. Berbahagialah demi Nenek." Kata Nenek mantap.
Dan malam itu mereka memasang pohon natal dengan berbahagia. Dan Nella kecil masih berharap esok pagi kado natal dari santa sudah bertengger di bawah pohon natal.
 Keesokan paginya, Nella terbangun dan segera  berlari ke ruang tamu melihat apakan kado natal itu sudah ada. Dan ternyata benar kado itu ada. Kali ini Nenek yang berbohong tentang santa. Kata Nella dalam hati.Â
Dia segera membuka kado dengan semangat. Dan ternyata isinya adalah bingkai photo keluarga yang belum pernah dilihat Nella sama sekali. Photo sedari dia bayi, Mama Papa yang masih muda, dan Nenek saat masih mengasuh Mama yang kecil, semua jadi satu dalam bingkai besar. Nella menghapus airmata bahagia.
Tiba-tiba pintu terbuka dan ternyata Nenek baru pulang dari pasar membeli daging untuk dimasak. Nella berlari dan langsung memeluk Nenek.Â
"Aduh... Ada apa?" Tanya Nenek.
"Kado dari santanya bagus sekali."
"Oh ya? Baguslah sayang..." Nenek memeluk Nella erat. "Aduh..." Nenek memegangi lututnya yang berdarah.
"Kenapa, Nek?"