"Aku telah memberikan segalanya... Sampai resep-resep jamuku pun telah aku kasih tahu ke kamu. Begini balasannnya?" Tangis Ajeng sampai ingusnya keluar masuk secara bergantian, kiri kanan, kiri kanan, kiri kanan...
"Pusing!!!" Kata Roni emosi sambil meremas-remas gimbalnya. "Punya pacar kerjanya minta kawin terus... Pusing!!!" Jerit Roni sambil guling-guling di atas tanah.
"Kalo kamu begini terus mending aku cari MuLan aja... Cintanya lebih tulus dari kamu..." Jerit Ajeng sambil menghempaskan ingusnya ke angin. Mendengar hal itu, Roni langsung berdiri dan memasang wajah sedih.
"Kamu mau ninggalin aku demi si MuLan kamu yang ga jelas itu??? Harus berapa kali aku bilang? Aku belum siap kawin..." Kata Roni sedih dan kembali guling-guling di tanah sambil menangis dengan mulut yang terbuka lebar. "Huwaaawww... Huwaaawwww... Huwaaaawww... Ajeng tega..." Tangis Roni pilu.
"Aku capekkk... Aku capeekk kalo kamu gantung kayak begini terus," Kata Ajeng sKambil menghindar dari buah nangka yang baru jatuh dan hasilnya buah nangka itu jatuh ke muka Roni. "Adawww..."
"Maaf, Ron... Keputusanku udah bulat... Aku harus..."
Tiba-tiba...
"Ajeeeeenggg...." Panggil seseorang dari arah belakang sambil berlari-lari mendorong sebuah gerobak bakso.
Ajeng menoleh (slow motion). "Muuuulllllaaaaannnnn (slow motion juga)" Ajeng tersenyum lebar sampai menunjukkan gusinya.
Roni yang sedari tadi guling-guling di tanah mencoba bangkit berdiri begitu melihat sebuah gerobak bakso yang jalannya hampir sama kayak motor balap. Roni takut digilas, dan untungnya yang kena hanyalah rambut gimbalnya.
"MuLan... Kamu kembali?" Ajeng terharu melihat MuLan (Fandi). Mereka pun akhirnya berpelukan.