Mohon tunggu...
Uli Elysabet Pardede
Uli Elysabet Pardede Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Inspirasiku dalam menulis adalah lagu indah, orang yang keren perjuangannya, ketakutanku dan hal-hal remeh-temeh yang mungkin saja bisa dibesarkan atau dipentingkan… Tuing! blog : truepardede.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Bahasa Alay: Untuk Pergaulan Atau Konsep Diri?

6 Januari 2012   18:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:14 2960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_161853" align="aligncenter" width="640" caption="ilustrasi/admin(shutterstock.com)"][/caption]

Anak muda jaman sekarang memang kreatif. Kenapa saya mengatakan begitu? Karena pada dasarnya fenomena yang kita lihat jaman sekarang ini menunjukkan mereka sangat kreatif. Modernisasi menyebabkan banyak mencuatnya kekereatifan mereka. Cara berpakaian yang unik, pergaulan yang unik dan ditambah lagi Bahasa yang unik yaitu bahasa alay. Yang jadi pertanyaan Bahasa alay ini mengusik Bahasa Indonesia atau tidak?

[caption id="attachment_161822" align="alignleft" width="300" caption="Image - antisimple.com"]

13258666951700746964
13258666951700746964
[/caption]

Fenomena alay, ada yang bilang kalau alay itu singkatan dari "anak layangan" atau "anak kelayapan". Bahasa alay menurut saya adalah bahasa yang sangat ketus baik itu lisan maupun tulisan. Beberapa anak muda menggunakannya di dalam pergaulan sehari-hari dalam berbicara ataupun mempergunakan huruf-huruf yang mereka kira jauh lebih keren. Mereka seperti mengesampingkan kaidah-kaidah dari bahasa Indonesia. Yang ditakutkan, kalau-kalau suatu saat anak muda linglung saat membedakan mana bahasa alay dan mana Bahasa Indonesia.

Bahasa gaul ini juga sangat rentan bila yang menggunakannya pada dasarnya orang yang tidak memiliki etika. Seperti salah satu kompasianer muda kita yang tak perlu saya sebutkan namanya. Dia tidak memandang siapa yang sedang berkomentar (lawannya berbicara) apakah itu lebih muda atau lebih tua dari dia. Namun dia akan tetap konsisten dengan menggunakan bahasa alay. Juga dia menggunakan "Elo-Gue"-nya kepada semua kompasianer lain.

Kemarin siang saya heran melihat teman kampus saya yang mengirimkan thread di group FB kampus kami. Saya pikir hanya anak SMA ke bawah yang menggunakan penulisan alay begitu. Ternyata orang yang katanya calon intelek juga memakainya. Ini screenshootnya.

13258686421341290317
13258686421341290317
Pertama, lihatlah nama facebooknya yang nama depannya sengaja saya hapus. Cieboddyslim Setiapwaktu, dari nama saja sudah kelihatan bahwa si pengirim adalah alay. Yang dia tidak tahu bila diteruskan maka sedikit demi sedikit akan membunuh bahasa Indonesia. Kedua,  isi pesannya yang seenaknya mengubah huruf (i),(g),(o) menjadi (1),(9),(0). Berbeda dengan gambar di bawah ini yang menjelaskan tentang sistem penulisan bahasa Indonesia.

[caption id="attachment_161832" align="aligncenter" width="314" caption="screenshoot dari wiki"]

1325869143589498008
1325869143589498008
[/caption]

Mungkin bila sang pengguna bahasa alay menulis sebuah naskah lalu mengirimnya ke penerbit maka penerbit tanpa tedeng aling-aling akan memulangkan semua naskahnya untuk direvisi karena penggunaan huruf yang terlalu salah.

Itu sedikit tentang bahasa alay. Lalu tahukah anda bahasa apalagi yang sering kedengaran? Bahasa bencong. Bahasa ini juga hasil dari kekreatifan penduduk negara Indonesia tercinta ini. Bahasa yang digunakan para waria dalam pergaulan. Bencong sendiri berasal dari kata Banci. Dan mereka suka sekali menambahkan -Ong di akhir tulisannya. Contohnya: Laki menjadi Lekong, Kemana menjadi Kemenong dan banyak lagi.

Penyebaran bahasa gaul/bahasa alay/bahasa bencong atau bahasa apapun yang berhubungan tentang bahasa pergaulan sangatlah cepat. Kenapa saya mengatakan proses penyebaran bahasa-bahasa ini sangat cepat? Karena, tontonan yang itu-itu saja dari hari ke hari selalu menggunakan bahasa tersebut. Ini juga dikarenakan televisi Indonesia lebih dominan menampilkan program-program TV yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Publik figur yang seharusnya menjadi contoh juga sering sekali menggunakannya. Bahkan Tifatul Sembiring dulu juga pernah menggunakannya di salah satu tweet-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun