[caption id="attachment_155448" align="aligncenter" width="531" caption="Image-Google.com"][/caption]
Oleh: Uli Elysabet Pardede[No.10]
"Selamat valentin...!!!"Sorak Eva kepada kerumunan teman-teman wanitanya yang berangsur pulang.Ada acara valentin di sekolahan hari ini.Eva kembali melihat jalan ke depan sambil merangkul tangan Davin kekasihnya. Melintasi kota yang mulai sepi di malam hari.
"Selamat valentin,sayang!"Kata Eva. Davin tersenyum memandang kekasihnya sambil mengecup keningnya. Pipi Eva merah.
"Empatbelas Februari..."Gumam Davin pelan tiba-tiba keningnya berkerut.
"Kenapa?" Tanya Eva sambil menarik tangan Davin agar menghindar karena Davin hampir menabrak tiang lampu pinggir jalan.
"Hey!Kau ingat sesuatu?" Kata Davin heboh terlihat menakutkan.
"Apa???" Kening Eva berkerut.
"Tepat setahun!!!"
"Setahun apa?Hubungan kita?Khan udah kemarin tanggal 30 Januari." Eva tersenyum genit.
"BUKAN!!!" Pekik Davin histeris sambil menghentikan langkahnya dan Eva menjadi ketakutan.
"Apa???"
"Samantha..."Katanya pelan dan menakutkan.
"Samantha siapa???"Eva masih kebingungan.
"Samantha si kutu buku..."Davin mendekatkan wajahnya ke wajah Eva membuatnya mengingat sesuatu.
"Aku...Aku takutt..."Eva hampir menangis dan melihat sekelilingnya.
"Ayo cepat pulang!" Mereka berjalan dengan sangat cepat.
Samantha sendiri adalah teman satu sekolah mereka yang mati terbunuh tepat satu tahun yang lalu sesudah perayaan valentin di sekolahan.
"Davin...Kau tahu...Semalam aku mimpi dia..."Kata Eva ketakutan.
"Apa???"Davin terkejut namun tetap mempercepat langkahnya.
"Dia sepertinya tidak menyukai hubungan kita..."
"Sudah diam!!!Tutup mulutmu...!!!Kalau kau menceritakan dia terus dia bisa-bisa mendatangi kita!!!" Davin seperti menutupi sesuatu. Mereka berjalan cepat sementara kota semakin sepi. Wajah Eva semakin ketakutan begitu melewati gerai makanan cepat saji tempat Samantha biasa makan siang kalau saat ada kegiatan tambahan di sekolah. Tiba-tiba...Krraaakkkk!!!!!!!
"Aaarrrggghhh!!!!"Eva menjerit ketakutan begitu melihat pohon di depan gerai makanan itu rubuh dan mengenai tubuh Davin sehingga tangannya berdarah tergores cabang-cabang pohon.
"DAMN!!!" Davin menyeka darah di tangannya. Eva terbengong-bengong ketakutan dan meneteskan airmata.
"Tidak mungkin!Pohon ini gampang rubuh.Aku masih ingat saat aku SD pohon ini baru ditanam.Tidak mungkin secepat ini rubuh." Eva geleng-geleng ketakutan. Davin memandanginya.
"Ga usah lebay!!!"
"Aaarrrghhh!!!" Jerit Eva seketika seperti melihat sesuatu.
"Apa???" Davin ketakutan.
"Mobil itu!!!Mobil itu berjalan tanpa ada seorangpun di dalamnya!!!" Tangis Eva menunjuk-nunjuk ke arah jalanan.
"Kau bodoh??? Tidak ada mobil yang berjalan..." Davin geram melihat tingkah Eva yang berlebihan dan menampar Eva dengan keras agar dia diam. Karena bukan hanya Eva yang kalut, Davin juga dalam keadaan yang sangat kalut.
"Oh...Kau menampar aku???" Namun Eva tersenyum sinis."Kau fikir aku tak tahu? Aku tak mau nasibku sama dengan Samantha!"
"Ma...Maksudmu???"
"Kau membunuh Samantha!!!Aku tau itu dari dia sendiri!!Sekarang bersiaplah kau diikuti dia!!!" Mata Eva memerah dan tiba-tiba dia diam membisu. Mobil yg tadi terlihat berjalan sendiri, lalu lalang di depan mereka namun Eva tak menggubrisnya kini Davin yang terkejut melihatnya.
"Eva...itu...ituuuu!!!" Davin ketakutan.
"Diaaaammmm!!!!!" Suara Eva parau."Aku bukan Eva...Aku Samantha!!!!!!" Tiba-tiba Eva yang tubuhnya dirasuki arwah Samantha menerjang tubuh Davin.
"Saaa...Samantha???Aku mencintaimu" Mata Davin memerah ketakutan sementara tubunya tersungkur di aspal. "Kau mencintaiku???Kemudian selingkuh dengan Eva???Kemudian membunuh aku???KAU KIRA AKU BODOH???" Eva yang kerasukan mencari-cari sesuatu dari kantong tasnya yaitu gunting.
"Aku akan membunuhmu seperti kau membunuhku"
Eva mencabik-cabik tubuh Davin dengan gunting dan jeritan menyedihkan memenuhi kota malam itu.Davin menjerit sampai nafasnya betul-betul habis.Tubunya bersimbah darah.Davin mati,Eva pingsan. Dan Samantha mencengkram arwah Davin selamanya.
NB:Baca karya peserta lainnya di  sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H