"Aaarrrggghhh!!!!"Eva menjerit ketakutan begitu melihat pohon di depan gerai makanan itu rubuh dan mengenai tubuh Davin sehingga tangannya berdarah tergores cabang-cabang pohon.
"DAMN!!!" Davin menyeka darah di tangannya. Eva terbengong-bengong ketakutan dan meneteskan airmata.
"Tidak mungkin!Pohon ini gampang rubuh.Aku masih ingat saat aku SD pohon ini baru ditanam.Tidak mungkin secepat ini rubuh." Eva geleng-geleng ketakutan. Davin memandanginya.
"Ga usah lebay!!!"
"Aaarrrghhh!!!" Jerit Eva seketika seperti melihat sesuatu.
"Apa???" Davin ketakutan.
"Mobil itu!!!Mobil itu berjalan tanpa ada seorangpun di dalamnya!!!" Tangis Eva menunjuk-nunjuk ke arah jalanan.
"Kau bodoh??? Tidak ada mobil yang berjalan..." Davin geram melihat tingkah Eva yang berlebihan dan menampar Eva dengan keras agar dia diam. Karena bukan hanya Eva yang kalut, Davin juga dalam keadaan yang sangat kalut.
"Oh...Kau menampar aku???" Namun Eva tersenyum sinis."Kau fikir aku tak tahu? Aku tak mau nasibku sama dengan Samantha!"
"Ma...Maksudmu???"
"Kau membunuh Samantha!!!Aku tau itu dari dia sendiri!!Sekarang bersiaplah kau diikuti dia!!!" Mata Eva memerah dan tiba-tiba dia diam membisu. Mobil yg tadi terlihat berjalan sendiri, lalu lalang di depan mereka namun Eva tak menggubrisnya kini Davin yang terkejut melihatnya.