Mohon tunggu...
Uli Elysabet Pardede
Uli Elysabet Pardede Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Inspirasiku dalam menulis adalah lagu indah, orang yang keren perjuangannya, ketakutanku dan hal-hal remeh-temeh yang mungkin saja bisa dibesarkan atau dipentingkan… Tuing! blog : truepardede.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Miris! Masalah Pengangguran Timbul Karena Gengsi Pencari Kerja!

1 Desember 2011   08:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:58 2755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal inilah yang sangat merugikan generasi bangsa. Dimana seorang pencari kerja yang sudah lulusan bagus melamar di suatu perusahaan tetapi karena kedudukan rendah atau biasa-biasa saja memilih mundur dengan congkaknya dan berlalu mencari pekerjaan lainnya itupun kalau langsung ACC, jadi.

Begitu pula dengan penyedia lapangan kerja yang "serampangan" menerima para pekerja. Saya juga tidak tahu apa yang ada di dalam pemikirannya sehingga melakukan hal itu. Melihat sebuah lowongan pekerjaan di koran dengan tulisan : "Wanita/Pria berpenampilan menarik, Umur max. 27, Tamatan S1, bla bla bla"

Yang membingungkan adalah tamatan S1? Jurusan apa? Inilah yang sering salah. Sarjana pertanian kok bisa melamar dan bekerja di BANK? Arsitek? Pelayaran? Sarjana pendidikan? Kok masuk pada ingin ke BANK? Inilah salah satu penyebabnya. Oke... Mungkin mereka aman-aman saja tetapi bagaimana dengan yang jurusan EKONOMI? Semakin sempitlah lowongan pekerjaan mereka jika lowongan kerja telah dijejali para lulusan yang salah jurusan. Itulah yang salah dari penyedia lapangan pekerjaan. Lalu bagaimana nasib pencari kerja? Tidak lain tidak bukan ya menjadi pengangguran terdidik. Atau mungkin ikut-ikutan ujian CPNS dari tahun ke tahun.

Kalau saja para pencari kerja memiliki kemampuan seorang wirausaha mungkin lebih baik sehingga bukan hanya mengurangi angka pengangguran namun juga expansi lapangan pekerjaan. Akan tetapi bila tidak mampu bagaimana?  Bukan saja angka pengangguran makin membludak tetapi juga angka kriminal di Indonesia makin menjadi. Bukan tidak mungkin pendidikan yang telah dikecapnya dijadikan modal untuk melakukan kriminal.  Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Juga akibat  dari pengangguran jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

Ironis memang Indonesiaku...

Seperti cerita seorang sahabat yang dia lebih tua 10 tahun dari saya. Dia bergelar SE, tetapi butuh waktu bertahun-tahun untuk dia dapatkan pekerjaan dan kemudian dia akhirnya bekerja menjadi guru TK. Aneh khan??? Seperti kaki di kepala, kepala di kaki. Apalagi? Yang penting dapat pekerjaan.

Maka itu untuk para pencari pekerjaan jangan muluk-muluk seperti sahabat saya tadi, bertahun-tahun ingin melamar di perusahaan yang dia inginkan. Sampai pada batas waktunya dan terdesak, pada akhirnya harus menjadi guru TK yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kuliah yang dijalaninya. Begitu juga untuk para penyedia lapangan pekerjaan janganlah sekiranya menerima pelamar dari penampilannya saja. CANTIK/GANTENG tapi otak jongkok ditambah lagi salah jurusan. Kalau untuk jadi kuli panggul okelah, tetapi untuk turut serta mengurusi data-data perusahaan??? Bagaimana mungkin ada perusahaan dengan tenang hati menerimanya? Tapi heranya masih saja ada perusahaan yang penggunakan standar ini.

Pengangguran memang merupakan menjadi persoalan tersendiri di semua Negara.  Apabila tidak diurusi dengan benar oleh semua pihak, maka pengangguran pun rentan kriminal dan menimbulkan masalah sosial yang serius yang kemudian dapat merambat pada masalah keamanan. Ah, entah lah semoga semua pihak dapat merenungkannya, khususnya para pencari kerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun