Hancur hatiku mendengarnya, Kak. Melebihi dari yang namanya puing-puing. Seharusnya kau kuliah… Umurmu sudah 20 tahun tetapi aku seperti merasa punya anak bayi kembali. Seharusnya kau mengetik sesuatu di Laptopmu. Tapi apa? Laptopmu pun telah terjual karena penyakitmu.
Tiba-tiba terdengar olehku suara mobil di depan rumah. Aku segera keluar melihatnya. Ku lihat beberapa orang membopong sesuatu. Dan……
“Aaaaarrrrrrggghhhhh!!!!!!!!!!!!” Aku memekik sekeras mungkin melihat wajahnya! Kakak, bapakmu…
Aku ambruk dari kesedihan paling nadirku. Gelap yang kurasa…
===
Begitu aku sadarkan diri. Aku mendengar cerita itu. Mengenai bapakmu yang terjatuh dari ketinggian saat bekerja. Kak, Ibumu ini melihatnya. Melihat kehancuran di tubuh itu. Tapi apa? Kau tetap di dalam kamar tanpa berniat ingin keluar menemui bapakmu terakhir kali. Tapi begitu aku menoleh ke kamar, aku melihat engkau menangis dan airmatamu sudah begitu banyak di pipi. Kau tak mampu mengelap airmatamu.
Aku beranjak dan mendekatimu yang tergugu dalam tangis. Ku usap airmatamu dengan pelan dan ku bisikan sesuatu ke telingamu tentang cinta.
Malam menyapa kita berdua dalam kehancuran. Malam pertama tanpa Bapakmu. Ku lihat sekelilingku. Aku menyadari kehancuranku ini dan ketidak layakanku ini. Hei! Besok-besok masih ada lagi maut akan menyapa.
Kupandang dirimu kakak. Dan aku bersujud di hadapanmu ditemani bulir-bulir airmata di pipiku.
“Kumohon, kak. Jangan tinggalkan Ibumu ini… Ibu akan lebih rapuh lagi tanpamu…” Jeritku kencang tetapi kau diam tak memberi tanggapan apa-apa untukku.
Tapi apa coba? Penyakit Ataksiamu lebih mengrogotimu lagi sampai aku merasa memang akan kehilangan dirimu suatu saat. Ya, suatu saat bukan sekarang. Maka itu aku akan menunjukkan kecintaanku padamu lebih lagi walau takdir jelas tergores di wajahmu akan menyapa tamatmu sebentar lagi.Aku akan tetap menemanimu menanti ajal. Menanti matimu. Dan aku pun tinggal sendiri di dunia ini akan melebihi dari yang namanya mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H