Mohon tunggu...
Uli Elysabet Pardede
Uli Elysabet Pardede Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Inspirasiku dalam menulis adalah lagu indah, orang yang keren perjuangannya, ketakutanku dan hal-hal remeh-temeh yang mungkin saja bisa dibesarkan atau dipentingkan… Tuing! blog : truepardede.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setelah Aku Mati, Barulah Kau Tahu Ku Cinta Kau

21 November 2011   20:52 Diperbarui: 4 April 2017   16:16 25910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jujur aku tak sanggup, aku tak bisa, aku tak mampu dan aku tertatih"

Lantunan lagu Krispatih mengisi kesunyian kamar Bella. Dia tetap tekun mengetik sesuatu di laptopnya. Sudah sebulan ini dia menyendiri di dalam kamar dan tekun dalam tulisan-tulisannya. Mama Papanya hanya bisa pasrah atas keputusan anaknya yang tak mau melanjutkan kuliah lagi.

"Mubazir, Ma. Bella juga bentar lagi akan mati." Katanya suatu ketika sambil menangis tersedu-sedu. Kemudian dia membanting pintu kamarnya. Braakkk!!!

Sekarang Bella hanya diam di kamar dan menulis saja. Tahukah kalian bahwa di dalam tubuhnya ada pembunuh yang sedang beraksi secara sadis? Kanker otak. Rambutnya pun mulai habis berguguran. Di atas meja belajarnya berceceran rambutnya.

"Bell, Kuliah yuk! Gue mau elo yang semangat. Gue yakin elo bisa." Kata Indri sahabatnya membujuk Bella untuk kembali kuliah. Namun, Bella tersenyum pahit menandakan bahwa keputusannya sudah bulat.

Sudah stadium akhir. Daya ingat dan pengelihatannya mulai berkurang. Dia yang cerdas, dia yang pintar sekarang sudah terbodoh karena penyakit yang dideritanya. Dia berteman dengan blognya, blog yang sudah seperti diary dan dia merasa ada kepuasan tersendiri atas blog yang ditulisnya sendiri.

Tak hanya catatan harian di dalam blognya namun juga puisi-puisi cinta yang ditujukan pada Fino. Fino, pujaannya selama kuliah namun tak pernah terungkap cinta itu. Yah, cinta diam-diam. Hanya bisa bertegur sapa itu pun jarang sekali. Fino terlihat tak punya rasa apa-apa pada Bella. Terlebih lagi begitu santer terdengar kabar bahwa Bella berhenti kuliah karena telah penyakitan. Bella terdiam dalam hati menangis, dia tidak bisa memaksakan seseorang untuk mencintainya. Apalagi, orang yang dicintainya sedang tidak tahu apa-apa. Dan lagi, perbedaan iman menjadi jurang pemisah yang sangat jauh untuk diterjang.

"Fin, follow blogku..."

"Blog-nya lucu, yach! Cerita sedih semua. Kayak kamu aja paling sedih sedunia. Semangat dong!"

Kata-kata itu sungguh menjadi semangat untuk Bella. Entah berpura-pura atau tidak, dia merubah penulisannya sehingga tulisannya yang menyedihkan berubah menjadi menyenangkan walau cinta tak didapatnya. Namun, itu hanya bertahan sebentar setelah dia kehilangan harapan untuk kuliah lagi. Penyakitnya memaksanya untuk berhenti kuliah dan, daaan dia menyerah dari kampus untuk selamanya.

Dia pun kehilangan sahabat dan orang yang dicintainya. Terakhir terdengar kabar bahwa Fino telah memiliki kekasih. "Kenapa tak pernah ku sebutkan cinta padanya sedikit pun? Kenapa aku bodoh!" Tangisnya.

Hidup tetap berlanjut dan dia pun memiliki dunianya kembali namun dengan suasana yang sangat berbeda. Sesekali sakit kepala yang teramat sangat menghiasi hidupnya, rambutnya berguguran tiada henti dan dia selalu menangis takut akan mati menjemputnya.

Namun puisi-puisi dan catatan hariannya tetap tertuju buat Fino. Terkadang juga mengenai kesedihannya dalam penyakitnya.

"Cerahnya pagi ini, aku harap secerah hatimu
Hatimu yang masih semu bagiku
Aku tahu pasti kau masih tak tahu
Mungkin aku ditakdirkan mengikuti pergerakanmu saja"

***

"Kupilih lagu ini
Karena lagu ini gak maksa
Lagu ini pengorbanan
Walau harus menunggu selamanya"

***

Tuhan, aku mau mati
Kalau pun memang mati
Beri tempat
Kalau pun belum mati
Tolong kuatkan aku

***

Masih banyak lagi puisi-puisi dan tulisan-tulisan Bella. Dia berpikir, siapa pembaca tulisan dia itu? Sementara, Fino sedang sibuk dengan cinta barunya???

"Ma, nanti kalau Bella sudah mati. Tolong tulisan-tulisanku di blog dibukukan, yach! Terus kasih sama Fino, Mah!" Kata Bella dengan mata berkaca-kaca.

"Jangan ngomong gitu! Mama ga suka!" Kemudian Mamanya melanjutkan omongannya lagi. "Oh, bagaimana kalau tulisannya di blog dibukukan sekarang? Mau, yach?"

"Jangan, Ma! Nanti kalau sudah jadi buku aku masih hidup terus Fino baca ya aku malu, Ma."

"Lha? Selama ini memang dibaca Fino, khan?"

"Iya... Tapi dia ga tau itu... itu untuk dia... Hiks..." Bella menangis dan berlari ke kamar.

Kembali Bella menulis di blognya setelah beberapa jam yang lalu sempat tak sadarkan diri di dalam kamar dan tak ada yang tahu.

"Peningnya!" Katanya pelan.

Fino...Aku di dalam kamar ini sendiri. Tapi engga juga sich! Ada hawa di dalam kamar ini yang membuat aku serasa ramai dan kau tahu itu hawa apa? Hawa perasaanku yang teramat dalam untukmu. Kau... Kau tahu? Atau masih belum tahu juga? Hmmm... Menyedihkan aku, yach? Suatu saat kau akan tahu bahwa betapa letihnya aku menunggumu untuk berkata bahwa aku pantas untukmu. Tapi, cinta memang harus berkorban walau harus menunggu selamanya, bukan? Ah, selamanya??? Berarti aku telah tahu aku akan menunggu selamanya dan tak akan terbentuk sebuah cerita. Jujur aku tak sanggup, aku tak bisa, aku tak mampu dan aku tertatih...

Tiba-tiba dia berhenti mengetik setelah terdengar suara pecahan gelas yang terjatuh ke lantai yang tersenggol oleh tubuhnya yang ambruk ke lantai.

"Bellaaaaa....!!!!" Pekik Mamanya dan beberapa saat kemudian dia dilarikan ke rumah sakit. Terlalu cepat sampai berpikirpun tak sempat! Ambulance telah balik lagi ke rumah dan kini mengusung tubuh Bella tanpa nyawa. Dia pergi selamanya berpulang ke rumah Tuhannya.

***

Tak penuh sebulan, buku itu telah jadi dan dikirimkan langsung pada Fino.  Semua cerita yang tak diketahuinya kini telah ditahunya. Namun, tak ada Bella lagi untuk menjelaskan segalanya. Bella telah pergi dengan keping-keping cerita hidup yang penuh dengan semangat dan perjuangan cinta. Dengan tulus dia membiarkan segalanya berjalan sesuai alur cerita dari Tuhan tanpa marah sedikitpun.

Inspirasi:

-Gara-gara baru bikin tumblr baru

-Puis-puisiku yang lama... Hahaha...(ˇ▽ˇ)(ˇ▽ˇ)(ˇ▽ˇ)

-Baca forum tentang kanker otak, hiks!!! T_T

-Lagu Kerispatih, Jikustik

-the end-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun