Mohon tunggu...
Uli Elysabet Pardede
Uli Elysabet Pardede Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Inspirasiku dalam menulis adalah lagu indah, orang yang keren perjuangannya, ketakutanku dan hal-hal remeh-temeh yang mungkin saja bisa dibesarkan atau dipentingkan… Tuing! blog : truepardede.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Si Butet Lupa Bahasa Batak

6 Agustus 2011   12:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:02 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masnida dan Olopina bergegas menuju rumah Butet begitu mengetahui Butet sudah pulang dari perantauan di Jakarta. Senang hati mereka karena teman sepermainannya itu sudah pulang dari perantauan semenjak ditinggal merantau 5 tahun yang lalu.

Begitu sampai di depan halaman Butet, mereka langsung menemui Butet di teras rumahnya dengan keadaan sangat kontras. Butet terlihat cantik sekarang, rambutnya sudah rebounding, kulitnya putih bersih dan pakaian sangat modern. Hampir saja Masnida dan Olopina terpekik kaget melihat keadaan sahabatnya.

"Butet!!!" Seru mereka sambil berlari-lari kecil mendekati Butet. Sebenarnya mereka ingin langsung merangkul Butet tapi karena ekspresi Butet biasa-biasa saja membuat mereka berhenti melepas rindu.

"Siapa sich lo?" Kata Butet keheranan.

"Bah, kau ini? Aku si Masnida... Tak kenal kau? Kalo ini si Olopina." Jawab Masnida keheranan.

"Oh..." Kata Butet singkat kemudian duduk tanpa menpersilahkan temannya duduk. Dinikmatinya kopi susu yang ada di meja tanpa menggubris ketercengangan sahabat-sahabatnya.

Masnida dan Olopina saling sikut-sikutan sesekali mengepalkan tangan. Uh.... Geram hati mereka. Sesaat kemudian muncul Mamak dan Bapak Butet dari dalam rumah sepertinya hendak berangkat menuju ladang.

"Bah, datang kalian boru?" Sapa si Mamak.

"Eh, iya Nantulang mau jumpai si Butet kami udah rindu kali kami tapi dicueki kek gini. Hiks." Kata Masnida mengadu pada Mak Butet.

"Bah, Butet!" Mamaknya memasang nada tinggi.

"Ih? Butet? Namaku Angle!" Kata Butet dengan sombongnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun