Teriakanku seakan menjadi sebuah mantra yang menghentikan keadaan terbang dan berputar yang baru saja aku alami. Aku membuka mata secara perlahan-lahan, takut jika saja aku berada pada dunia yang lebih aneh dibanding dunia yang baru saja kumasuki.
Ketika pertama kali membuka mata aku melihat sebuah tulisan "makan dan ambil secukupnya, jika tersisa maka kamu akan didenda". Seketika aku tersenyum ketika menyadari makna dari tulisan itu, hatiku juga menjadi lebih sejuk seakan tulisan itu menyirami hatiku yang sempat gersang karena dijudge oleh hatiku didunia yang aneh tadi. Ketika mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, aku menyaksikan tidak ada meja kosong yang ditinggalkan dengan keadaan berantakan, semua tampak rapi dan bersih.
Disaat semua tampak sesuai dengan apa yang aku inginkan, tiba-tiba kepalaku kembali bekerja dan mengeluarkan sebuah pertanyaan "jika ini adalah sebuah warung makan, mengapa keadaanya begitu sepi? Apakah tulisan yang menyejukkan hatiku itu telah membuat banyak orang menjauh dari tempat ini? apakah budaya yang lama masih berlaku? Apakah orang-orang masih tertarik untuk menciptakan makhluk bernyawa baru?"Â
Kepalaku menjadi seakan berputar, energiku juga seakan habis diserap oleh pikiran-pikiran kotorku aku seakan kehilangan semangat untuk menghirup oksigen yang disediakan secara gratis. Namun, sebuah suara seakan membalikkan semua keadaanku, sebuah suara yang seakan memberikanku semangat untuk menghirup oksigenku, sebuah suara yang mengatakan "kak, warungnya sudah mau tutup, karena menu yang kami sediakan telah habis terjual". Â
@bandungfoodsmartcity
#foodwaste #bandungfoodsmartcity #ambilmakanhabiskanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H