Mohon tunggu...
Ulil Lala
Ulil Lala Mohon Tunggu... Administrasi - Deus Providebit - dreaming, working, praying

Bukan penulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengundurkan Diri Atas Permintaan Bos atau Keinginan Pribadi?

14 Maret 2021   01:48 Diperbarui: 15 Maret 2021   00:08 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum mempertimbangkan keputusan untuk mengundurkan diri atas keinginan pribadi, sebaiknya pertimbangkan dulu masak-masak dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut :

1.  Setelah keluar mau melakukan apa? Cari kerja lagi atau wiraswasta? Ada modal?

2.  Pekerjaan yang bagaimana yang diinginkan dan mau gaji berapa? Pikirkan keadaan secara realistis kemampuan diri, pendidikan, ketrampilan dan kelayakan, jangan membuat ekspektasi yang terlalu tinggi dengan kenyataan diri, kecewa terus nantinya, keluar kerja terus jadinya.

3.  Jika sudah bekerja cukup lama, sanggupkah memulai semuanya dari nol lagi, dari awal lagi? Status honor, gaji tidak penuh, beradaptasi dengan orang-orang baru, pekerjaan yang mungkin sedikit berbeda atau benar-benar beda.

4.  Jika masih sendiri, silakan tanya pada diri sendiri, "Kapan saya bisa membahagiakan orang tua dengan gaji saya?" atau "Sampai berapa lama saya harus minta dihidupi orang tua?" 

Saya bukan orang kaya, jadi lepas sekolah saya berusaha berdiri di kaki saya sendiri, menyemangati diri untuk membahagiakan orang tua dengan memberi sedikit rejeki dari hasil jerih payah sendiri adalah hal luar biasa membahagiakan. 

Sebaliknya, jika anda sudah berkeluarga tak perlu lagi saya ungkapkan, bagaimana menanggung keluarga Anda, jika Anda sendiri tak bekerja. Lain cerita kalau Anda terlahir di keluarga yang tajir mlintir.

5.  Masa depan yang bagaimana yang diinginkan? Jadi pengangguran yang tak jelas atau mencoba menjalani pekerjaan yang ada semberi meningkatkan kompetensi diri untuk mencari yang lebih baik nantinya. 

Masa depan itu seperti matahari yang pagi terasa hangat dan tampak indah, lalu siang mengingatkan untuk beristirahat dan berteduh, lalu tiba sore saatnya beristirahat, jika tak memanfaatkan waktu dengan baik, hanya akan ada penyesalan dan menyalahkan waktu, "Kok cepat banget ya sore, aku belum melakukan apa-apa!"

Tidak ada pekerjaan yang enak dalam arti benar-benar sesuai keingingan kita, maka selagi masih bekerja dan sedang mengalami tekanan berat hingga sampai titik jenuh, cobalah untuk meletakan semuanya sebentar, ambil cuti satu atau dua hari. 

Nikmati hari untuk diri sendiri dan jangan lupakan satu hal, banyak orang, banyak sarjana yang bersaing mencari kerja atau terpaksa banting setir melupakan ijazah hanya untuk sebuah pekerjaan yang berpenghasilan supaya bisa tetap bertahan hidup. 

Jadi sabar dan jalanilah, katakana saja, "Saya orang yang beruntung karena mempunyai pekerjaan."

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun