Tapi semua bisa dilewati jika adanya kemauan dan bagaimana kita menyikapi masalah tersebut. Disini saya mengetahui bahwa kekurangan saya dalam kemampuan bahasa inggris. Di awal memang sulit untuk saya bahkan memiliki pikiran untuk tidak meneruskan studi ini. Namun mengingat bahwa saya sudah mengeluarkan dana yang cukup besar di kampus ini, saya berkali-kali berfikir hingga akhirnya saya memutuskan untuk tidak jadi mengundurkan diri.
Perkembangan zaman yang semakin maju dan diiringi dengan pesatnya kecanggihan teknologi saat ini yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ini. Seperti contoh ketika diberikan jurnal atau buku sebagai rujukan belajar dalam bahasa asing, saya bisa menggunakan aplikasi penerjemah.
Selanjutnya ialah dengan memanfaatkan relasi dari teman-teman, kekasih, saudara dalam membantu menjadi penerjemah ketika materi menggunakan bahasa inggris. Dan dengan begitu pula saya sedikit demi sedikit mempelajari dan menambah pengetahuan saya dalam bahasa asing ini.
Kesimpulan
Pada intinya tidak usah malu dalam belajar dan bertanya terhadap apa yang kita tidak kita ketahui. Karena menurut saya orang yang bertanya merupakan merupakan indikasi orang tersebut masih menggunakan akal pikirannya. Ketidaktahuan itu merupakan awal dari kebijaksanaan, tentunya perlu didorong dengan adanya rasa ingin tahu.
Maka disini penulis hanya ingin mengajak orang-orang agar bisa merubah pandangan orang terhadap jurusan Hubungan Internasional yang selalu dikaitkan dengan orang yang mahir dalam bahasa asing. Dan kepada adik-adik, rekan-rekan yang ingin bergabung dalam program studi hubungan internasional ini yang ragu karena adanya kesulitan bahasa karena dalam keilmuan ini tidak sekedar bahasa asing saja yang dipelajari namun banyak yang dipelajari.
Selain itu cabang keilmuan ini identik dengan profesi duta besar dan diplomat yang notabene harus mahir dalam penggunaan bahasa inggris yang merupakan bahasa internasional. Iya memang begitu, akan tetapi diluar profesi tersebut masih banyak yang menjadi prospek dari lulusan jurusan ini seperti pengamat internasional, politikus, jurnalis internasional, dan lain sebagainya.
Saya yang kurang dalam penggunaan bahasa asing bisa sejauh ini dalam berkuliah dalam program studi hubungan internasional ini. Jadi menurut penulis dalam jurusan hubungan internasional ini kita tidak harus dituntut mahir dalam bahasa asing karena dalam cabang keilmuan ini yang lebih ditegaskan ialah pola pikir dalam menganalisis peristiwa internasional. Bahkan akan sia-sia orang yang mahir dalam bahasa inggris namun kurang dalam menggunakan pikiran untuk menganalisis.
Selain itu juga dalam jurusan ini yang lebuh spesifik ialah belajar tentang politik bukan bahasa asing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H