Mohon tunggu...
Ulil Absor 6114
Ulil Absor 6114 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan Ilmu Hukum di Fakultas Syariah dan Hukum UIN WALISONGO Semarang dan juga Santri di Pondok Pesantren Al Ishlah

Santri ponpes al ishlah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Negosiasi Menjembatani Perbedaan Menjadi Keselarasan dalam Film The Outpost

27 November 2021   13:20 Diperbarui: 27 November 2021   13:22 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Film dengan judul "The Outpost " ini merupakan film yang diangkat dari kisah nyata 54 prajurit Amerika yang melawan tentara Thaliban. Penyajian dramatikal film ini membuat siapa saja yang menonton terbawa suasana peperangan. Bukan hanya peperangan , namun juga semangat perjuangan hidup dan mempertahankan diri .

Film dimulai dengan Semangat perjuangan Tentara Amerika yang mendirikan camp di sebuah lembah yang dikelilingi gunung di Afghanistan. Tempat ini seakan menjadi momok bagi tentara Amerika dari adanya bahaya serangan tentara Taliban ,karena secara geografis tempat ini mudah untuk diserang lawan. Memungkinkan sekali di tempat ini mengalami serangan dari segala arah.

Mendirikan sebuah camp di tempat ini merupakan sebuah tugas yang harus dilaksanakan oleh para prajurit Amerika ini dan tidak bisa dielakkan. Hal itu karena prinsip Seorang Prajurit harus menaati seluruh perintah atasan walaupun hap itu sangat sulit untuk dilaksanakan. Para prajurit tidak goyah dan putus asa atas perintah tersebut dan akan tetap meraih goals nya.

Saat mereka baru mendirikan markas tersebut tiba-tiba peluru meluncur ke arah markas dan secara cepat tentara Amerika langsung melindungi diri dari serangan. Setelah itu barulah kemudian tentara Amerika ini membalas serangan tersebut secara bertubi-tubi. Serangan tersebut diduga serangan dari tentara Taliban.

Semakin hari keadaan dari tentara Amerika ini semakin terancam oleh tentara Taliban dan hubungan mereka yang kurang baik terhadap penduduk lokal membuat Kapten Keatin memberi perintah kepada para tentara untuk bersikap baik keadaan penduduk lokal. Karena jika hal itu dilakukan akan membuat aman tugas mereka disana.

Baru satu malam tembak-menembak berhenti, Paginya berlangsung kembali tembak menembak antara kedua kubu. Namun, ada hal baru yang muncul dari aksi tembak menembak tadi. Saat itu kapten Keatin terkejut dengan peluru yang ditembakkan pasukan Taliban ini ternyata sama persis dengan peluru milik warga lokal. Tidak mau ambil resiko, Kapten Keatin berinisiatif untuk bernegosiasi dengan warga lokal. Dimana negosiasi di perankan oleh Kapten Keatin dan ketua suku warga lokal. Kapten Keatin bernegosiasi kepada seluruh warga yang diwakili oleh ketua suku untuk bisa menyerahkan senjatanya kepada Tentara Amerika ini.

Tidak disangka, mereka menolak untuk mengikuti permintaan dri Kapten Keatin. Mereka enggan memberrikan senjatanya kepada tentara Amerika ini. Mereka bersikukuh dan tidak mau untuk diajak nego. Namun, hal itu tidak membuat Kapten Keatin menyerah begitu saja. Kemudian Kapten Keatin menawarkan kepada warga lokal untuk menyerahkan senjatanya namun nanti juga ada kompensasi bagi senjata yang sudah dibawa para tentara. Akhirnya ketua Suku menyetujui atas negosiasi tersebut. Inilah negosiasi pertama dalam film ini.

Negosiasi yang pertama ini bisa kita ambil pelajaran bahwa tidak ada yang tidak mungkin kalu semua itu diupayakan dengan keseriusan. Bukan hanya itu, negosiasi ini memeberi dampak yang positif bagi kedua belah pihak, dimana keduanya tidak ada yang dirugikan. Bagi Tentara Amerika, ini sebagai langkah mereka untuk mempertahankan keamanan mereka dari musuh dengan cara berdamai anatara mereka. Warga lokal juga tidak dirugikan karena mereka mendapatkan uang kompensasi dari diserahkannya senjata mereka. Uang kompensasi itu bisa mereka gunakan untuk membangun sarana prasarana di kampungnya.

Negosiasi ini dapat berhasil ketika kita tidak memunculkan ego masing-masing. Semua berhak mengutarakan pendapat dan keinginannya terutama kedua belah pihak . Namun yang menjadi catatan harus ada simbiosis mutualisme agar negosiasi yang dilakukan tidak memunculkan konflik baru.

Scane dalam film ini tidak sampai di situ saja semakin menegangkan dan juga semakin memanas keadaan. Tentara Amerika sedang berpatroli di malam hari Kapten Keating gugur yang jatuh ke jurang karena rute yang ditempuh untuk berpatroli ini sangat membahayakan dimana terlihat jalan sempit dan di lereng gunung. Kematian Kapten catering ini membuat semua tentara jatuh dalam kesedihan.

Dengan gugurnya Kapten Keating kemudian digantikan oleh pemimpin baru yaitu kapten Yilesces. Saat kepemimpinan kapten Yilesces, kemudian terjadi lagi negosiasi kembali kepada warga lokal. Hal itu disebabkan karena ada seseorang penyusup yang datang ke camp Tentara Amerika dan memotret gedung camp. Kemudian pria itu ditangkap oleh pasukan Amerika. Ternyata, dia adalah anak dari tetua warga lokal. Mereka berdiskusi satu sama lain, namun sayang negosiasi dinilai tidak berhasil . Warga menuntut agar pria itu dibebaskan dan mengungkit janji uang kompensasi yang sebelumnya dijanjikan. Namun, kapten Yilesces menolak sebelum mereka memberi tahu mengapa pria itu memotret camp mereka.

Yilesces menjabat sebagai kapten tidak berjalan lama, dimana Kapten Yilesces gugur dalam patrolinya . Saat kapten berpatroli di areal jembatan gantung, kapten ditembak menggunakan peluru bom . Sehingga Kapten tewas dan hanya menyisakan pakaiannya saja. Kematian Kapten Yilesces kemudian diganti boleh kapten Sylfanius.

Saat kapten Sylfanius memimpin, terjadi sebuah penyerangan lagi oleh Taliban . Itu dilakukan saat malam hari. Kemudian tidak dikira oleh para tentara Amerika, mereka di datangi seorang warga lokal yang membawa mayat seorang wanita. Dia pun menuntut atas kematian wanita tersebut dengan digantikan uang kompensasi. Mayat tersebut ternyata sudah dikumerubungi lalat dan mengindikasikan bahwa pembunuhan itu sudah beberapa hari, buang menandakan bukan tentram Amerika yang menyerang, namun itu darin Taliban. Tak disangka Kapten malah memberikan saja uang kompensasi karena tidak mau untuk berdebat.

Negosiasi ini nampaknya lebih buruk daripada sebelumnya. Disini kita lihat tidk adanya saling tukar pendapat dan argumen untuk mencari solusi yang dicapai dan disepakati bersama. Tentu dalam bernegosiasi kedua belah pihak seharusnya memberikan pendpt atas apa yang mereka inginkan kemudian cari bersama jalan keluar. Namun ynag terjadi disini Kapten Sylfanius tidak mengutarakan pendapatnya sama sekali. Inilah negosiasi yng terakhir dalam film ini.

Film ini berakhir dengan selamatnya dan kemenangan tentara Amerika terhadap Pasukan Taliban dengan bom yang begitu Dahsyat. Film ini mengajarkan kepada kita khususnya mahasiswa hukum untuk sama-sama mengulas bagaimana cara kita dalam bernegosiasi. Negosiasi menjadi alternatif bagi kita sebelum masuk ke jalur litigasi, selain nanti juga ada mediasi. Maka dari itu , perlu kita pelajari bersama cara, aturan dan pola negosiasi yang benar yang akan menghasilkan manfat dari negosiasi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun